Network
Hal tersebut disebabkan karena aliran angin yang kencang bisa memperkecil partikel virus dari yang semula droplet, sehingga membuat virus beterbangan dan bertahan di udara.
Menurut Ahli epidemiologi dan biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono mengungkapkan, kondisi akan lebih parah ketika ruang tertutup ber-AC itu memiliki sirkulasi udara yang buruk.
Baca Juga: Pemain Batuk di Depan Wasit Bisa Kena Kartu Merah
Yang menjadi hal terpeting untuk membuat ruangan aman dari virus adalah adanya sirkulasi udara yang baik.
"Ruangan bersirkulasi AC itu bisa meningkatkan risiko terkena Covid-19 atau penyakit pernapasan lain. Kalau mau pakai AC, sirkulasinya harus lancar," kata Pandu Riono.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Jajarannya Cegah Stunting
Virus corona akan mati pada suhu 56 derajat dan cenderung tidak suka suhu yang terlalu dingin, tapi suhu itu pun tak nyaman bagi manusia. Jadi yang bisa dilakukan adalah memastikan ruangan memiliki sirkulasi yang baik.
Meskipun belum ada langkah pencegahan yang dibuat secara resmi oleh WHO mengenai penyebaran virus melalui udara, sebagai langkah pencegahan awal.
Baca Juga: Hirohito Sebagai Kaisar Yang kontroversial
Kementerian Kesehatan telah menerbitkan surat untuk pengelola perkantoran dan industri untuk menjaga kualitas udara melalui pengoptimalan sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari, serta pembersihan rutin filter AC.
