Begini Sikap Tegas Indonesia Terhadap Rencana Israel Rebut Tepi Barat

- 26 Juli 2020, 22:17 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. //Twitter/@Menlu RI

MEDIA PAKUAN-Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung Palestina dalam mempertahankan negaranya, bahkan menjadi negara terdepan atas reaksi yang dilakukan oleh Israel.

Rencana Israel merebut Tepi Barat Palestina ditentang keras oleh Indonesia.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, Indonesia menjadi negara yang paling pertama untuk menolak sikap Israel tersebut.

Bentuk dukungan Indonesia kepada Palestina adalah dengan langsung menghubungi sejumlah negara.“Saya sendiri langsung mengirim surat kepada 40 negara kunci, yaitu negara anggota dewan keamanan PBB, Sekjen PBB, Presiden sidang umum PBB, Ketua kelompok G77, Presiden Gerakan Non Blok, dan Sekjen Liga Arab,” kata Retno dalam webinar Internasional “Stop Israel’s Imperialism” yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia belum lama ini.

Sejalan dengan yang dikatakan oleh Menlu Retno, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Azyumardi Azra mengungkapkan bahwa Indonesia selalu menjadi negara terdepan yang mendukung Palestina.

Sejak masa kemerdekaan pada tahun 1945 sampai pada perang terakhir pada tahun 2006, Indonesia selalu berkomitmen mendukung Palestina. Itu tergambar dari kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak pernah memiliki Kedutaan Besar maupun Kantor Dagang dan Ekonomi di Israel.“Ini tentu saja berbeda dengan beberapa negara Arab atau Timur Tengah yang memiliki hubungan diplomatik dan hubungan dagang dengan Israel, yang membuat persoalan Palestina tidak bisa diselesaikan dengan baik. Palestina tidak bisa memperbaiki nasibnya sebagai bangsa merdeka sebagaimana yang kita inginkan,” katanya.

Baca Juga: Pa Bupati , Liat Kami Dong !

Mengenai solusi yang bisa diambil, menurut Azyumardi Azra,  kemungkinan yang bisa diambil adalah dengan saling mengakui. Baik Palestina maupun Israel sama-sama saling mengakui daripada saling menghabiskan satu sama lain.“Indonesia, seperti sudah disampaikan Menlu, mendukung pemecahan dua negara. Jadi saling mengakui, Israel harus mengakui Palestina dan Palestina juga harus mengakui Israel. Tidak bisa saling menghabiskan, itu sudah tidak mungkin,” katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi MUI.

Azyumardi tidak bisa memungkiri bahwa rencana aneksasi oleh Israel saat ini secara formal berhenti. Namun dia menegaskan rencana tersebut tidak akan berhenti begitu saja.“Walaupun dikatakan saat ini aneksasi formalnya berhenti, bukan berarti itu akan stop sama sekali karena juga politik dalam negeri di Israel sendiri kadang-kadang mendorong perdana Menteri termasuk Benjamin Netanyahu saling menghabiskan itu sudah tidak mungkin,” katanya.

Halaman:

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Portal Surabaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah