Jurnalis Veteran Seymour Hersh, Ungkap Operasi AS dan Norwegia dalam Peledakan Nord Stream

- 9 Februari 2023, 23:43 WIB
Kebocoran gas dari Nord stream 1 terlihat di zona ekonomi Swedia di Laut Baltik dalam gambar ini diambil dari pesawat Penjaga Pantai Swedia pada 28 September 2022.
Kebocoran gas dari Nord stream 1 terlihat di zona ekonomi Swedia di Laut Baltik dalam gambar ini diambil dari pesawat Penjaga Pantai Swedia pada 28 September 2022. /Swedish Coast Guard/Handout via TT News Agency/via REUTERS/File Photo



MEDIA PAKUAN - Seymour Hersh,  jurnalis investigasi veteran pemenang nobel Pulitzer, mengklaim bahwa pengeboman pipa gas bawah laut Nord Stream di Laut Baltik adalah operasi rahasia Gedung Putih yang dilakukan oleh CIA.

Hersh di platform online Substack mengatakan bahwa serangan dilakukan oleh CIA atas perintah Joe Biden yang bekerja sama dengan Norwegia, dan disamarkan di bawah kedok latihan NATO, pada bulan Juni, di pantai Jerman.
 
Hersh menulis bahwa operasi itu dikenal sebagai Operasi Baltik 22 atau BALTOPS 22.
 
Ledakan dahsyat terjadi pada bulan September, yang menghancurkan pipa Nord Stream 1 dan 2 yang mengalir melalui Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.
 
 
 

Hersh mengungkap persiapan dilakukan lebih dari sembilan bulan, yang fokus pada penyelesaian tanpa bukti jelas dan siapa yang akan bertanggung jawab.

Mengutip sumber anonim tentang perencanaan operasi, ia mengatakan bahwa penyelam dalam dari Angkatan Laut AS di Panama City, Florida, menanam bahan peledak C4 di sepanjang pipa, yang dipicu oleh pelampung sonar yang dijatuhkan oleh pesawat.

Ia pun mengungkap bahwa pesawat pengintai P8,  Angkatan Laut Norwegia, pada 26 September 2022 melakukan penerbangan yang tampaknya rutin dan melepaskan pelampung sonar.
 
Sinyal kemudian mulai menyebar ke Nord Stream 2 dan kemudian ke Nord Stream 1, yang dalam beberapa jam kemudian, memicu ledakan C4 berkekuatan tinggi.

 
Dioperasikan oleh raksasa energi Rusia, Gazprom yang berbasis di Swiss, pembangunan Nord Stream menghabiskan sekitar $20 miliar, jaringan pipa Nord Stream 2 selesai pada 2021, namun belum beroperasi pada saat sabotase.
 
Baca Juga: Update 9 Februari 2023 : Kantor Bencana dan Darurat Turki Umumkan 12.391 Korban Tewas

Hersh mencatat bahwa Biden, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, menteri luar negeri Antony Blinken dan wakil menteri luar negeri untuk urusan politik Victoria Nuland, menentang keberadaan Nord Stream 2.
 
Para pejabat AS ini memandang gas Rusia akan meningkatkan pengaruh politik Kremlin di Eropa dan meningkatkan pendapatan Rusia.
 
Pada Februari 2022,  sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Biden secara terbuka mengancam jika Rusia menginvasi, maka tidak akan ada lagi Nord Stream 2.

Rencana diturunkan dari operasi rahasia yang harus diketahui Kongres menjadi operasi intelijen yang sangat rahasia dengan dukungan militer AS, lalu dilakukan tanpa diketahui Kongres. 

Laporan Hersh muncul setelah menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov,  menuduh Washington dalam upaya untuk memastikan dominasi globalnya.
 
Sebelumnya tanpa menunjukan bukti, Moskow menuduh Angkatan Laut Kerajaan Inggris berada di balik serangan tersebut.

The Times mengungkapkan bahwa penyelidik Jerman berpegang pada teori bahwa negara barat melakukan pengeboman untuk menyalahkan Rusia. 

23 pejabat diplomatik dan intelijen di sembilan negara barat yang berbeda mengatakan kepada Washington Post baru-baru ini bahwa mereka belum melihat bukti yang mengarah pada Rusia. 

Setelah serangan itu, Departemen Luar Negeri AS menolak tuduhan keterlibatan AS dan menuduhnya sebagai upaya disinformasi oleh Rusia.
 
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, mengatakan bahwa hal itu sebagai tuduhan fiksi palsu yang lengkap.
 
Hersh adalah penerima nobel Pulitzer pada 1970 untuk pelaporan Internasional, yang mengungkap pembantaian My Lai selama Perang Vietnam.
 
Ia pernah dijuluki sebagai reporter investigasi AS terhebat, ia juga menerbitkan artikel tentang bagaimana AS menemukan Osama bin Laden dan mempertanyakan penggunaan senjata kimia pada warga sipil Suriah oleh rezim Suriah. Namun ia juga menuai kritikan karena sangat bergantung pada sumber anonim dan kurangnya bukti kuat.

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: RIA seymourhersh.substack.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x