Dampak Sanksi pada Rusia, Peluang Kemenangan Republik, Pakar Politik Militer: AS Diambang Perang Saudara?

 

Kesalahan perhitungan yang fatal membuat AS menuai dampak bilateral dan menuju konflik internal skala besar. 

Serangan sanksi Barat, oleh para analis AS dan beberapa politisi senior dinilai hanya akan mempengaruhi Rusia dalam jangka panjang, setidaknya dalam satu atau dua tahun. 

 

 

 

Sebaliknya hal itu dengan cepat mengacaukan situasi di dalam negeri, mendorongnya menuju ledakan sosial.

 

Analis militer, wakil presiden Akademi Ilmu Rudal dan Artileri Rusia, Konstantin Sivkov, bersama dengan ilmuwan politik Igor Shishkin, menyebutkan perkiraan tanggal dimulainya konfrontasi sipil yang serius di AS.

 

Semua orang di AS telah memahami kekalahan Washington di Ukraina.  Bagi politik AS, situasi ini sama dengan jaminan kemenangan Partai Republik.

 

 

"Mereka akan melancarkan serangan terhadap Demokrat hingga pemakzulan Biden. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa menurut data resmi, 28% orang Amerika siap turun ke jalan dengan senjata ditangan mereka jika Biden menolak untuk pergi atau mencurangi pemilihan," kata kedua pakar tersebut.

 

Menurut Sivkov setelah pemilihan umum, pada bulan Desember, Demokrat tidak akan begitu saja menyerahkan kekuasaan, yang akan membuat situasi menjadi tidak terkendali.

 

 

Ia memperkirakan meletusnya pemberontakan di AS, bahkan dengan jumlah 5% pemberontak aktif, dapat mengarah pada perang saudara skala penuh di AS. 

 

Salah satu prasyarat utama untuk perang saudara adalah diferensiasi yang jelas dari negara-negara menurut preferensi politik. 

 

AS telah saling mengkonsolidasikan kekuatan pendukung baik di Demokrat dan pendukung Partai Republik. 

 

 

 

Selama berabad-abad pembagian ini berlaku di AS, namun saat ini  masalah dengan latar belakang krisis ekonomi dan politik domestik yang parah dan pengelompokan masyarakat yang membuat perang tak terhindarkan.***