Eropa dan Barat Meradang, Iran Akan Hapus 27 Kamera Pemantau Situs Nuklir

- 10 Juni 2022, 13:39 WIB
Eropa dan Barat Meradang, Iran Akan Hapus 27 Kamera Pemantau Situs Nuklir
Eropa dan Barat Meradang, Iran Akan Hapus 27 Kamera Pemantau Situs Nuklir //ILustrasi//Pixabay

MEDIA PAKUAN - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, Iran telah mulai menghapus 27 peralataan pemantau pengawas PBB yang telah dipasang di bawah kesepakan nuklir 2015.

Hal ini dikatakan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada konferensi pers.

" Keputusan Teheran menimpulkan tantangan serius bagi kemampuan kami untuk terus bekerja di sana", katanya.

Baca Juga: BTS 'Yet to Come' Akhirnya Rilis Hingga Buat ARMY Nostalgia dan Terharu

Seperti diketahui Perjanjian nuklir 2015 menjadi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan yang bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Pengungkapan IAEA muncul ketika ketegangan meningkat dengan Iran atas program nuklirnya, dengan Teheran memperkaya uranium untuk penggunaan senjata nuklir.

Sementara kencaman dari berbagai negara Eropa dan Barat bermunculan, ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan didukung oleh 30 negara di dewan pengawas. Namun, hanya Cina dan Rusia yang menentang kecaman tersebut.

Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz Ditemukan dalam Keadaan Utuh, Atalia Praratya : Hilanglah Kini Segala Khawatir dan Gundah

Sementara, Iran mengkritik resolusi IAEA dan menuding tuduhan PBB sebagai sesuatu yang "tergesa-gesa" dan "tidak seimbang."

Grossi mengatakan bahwa lebih dari 40 kamera pengintai akan tetap beroperasi di Iran setelah langkah terbaru negara itu.

Dia memperingatkan bahwa jika kesepakatan tidak dapat dicapai untuk memulihkan kamera dalam tiga hingga empat minggu, "ini akan menjadi pukulan fatal" bagi harapan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), dengan kekuatan dunia pada Juli 2015, setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi yang dipimpin AS.

Baca Juga: AS Diguncang Kembali, Tiga Orang Tewas dalam Penembakan Massal di Maryland Texas

Namun, mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi sepihak terhadap Iran, mendorong Teheran untuk mengurangi beberapa komitmen nuklirnya di bawah JCPOA.

Sejak April 2021, delapan putaran pembicaraan telah diadakan di Wina antara Iran dan pihak-pihak JCPOA yang tersisa, termasuk China, Inggris, Prancis, Rusia dan Jerman, untuk menghidupkan kembali pakta tersebut.

Namun, pembicaraan Wina terhenti sejak pertengahan Maret karena perbedaan besar yang dilaporkan antara Iran dan Amerika Serikat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Siasat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x