Tarawih di Tarim memang tergolong unik. Umat muslim di kota ini sudah terbiasa shalat Tarawih hingga sahur. Bagi yang fisiknya kuat dapat melaksanakan shalat Tarawih hingga 100 rakaat.
Dilansir dari “Cahaya Tareem Hadramaut”, Tarim memiliki sekitar 365 masjid ada di setiap sudut kota. Setiap masjid masing-masing menggelar Tarawih dengan jadwal berbeda hingga waktu sahur.
Adat di Kota Tarim biasanya saat azan Maghrib berkumandang, mereka tidak langsung menyantap nasi, tapi hanya dengan makan beberapa maqliaat (gorengan) khas negeri Yaman.
Seperti sambossa, batotis, bakhomriy, dan aneka gorengan diy syayi ahmar (teh manis), atau gahwah zanjabil (kopi Arab yang kekompakan jahe) minuman yang konon mulai banyak dikonsumsi sejak 8 Hijriah.
Menu seperti ini tak pernah absen pada acara-acara kumpulan semacam maulid Nabi, hadlim, hadrah acara agama lainnya.
Setelah shalat ba’da Maghrib langsung sholat Tasbih empat raka’at baru kemudian menyantap nasi dengan mengonsumsi asheer atau jus buah-buahan, sirup atau es teh.
Bagi yang ingin mengerjakan Tarawih tinggal memilih waktunya, insya Allah ada masjid yang menggelar shalat tarawih.
Misalnya di Masjid As-Sakran, tarawih dilaksanakan pada pukul 21.00 waktu setempat.
Sekitar seratus meter dari Masjid As-Sakran, terdapat Masjid Ba’alawi, dibangun oleh Imam Ali bin Alawi Khali ‘Qasam (529 H) menggelar Tarawih pada pukul 23.00.