Georgia Disebut Lebih Waras daripada Ukraina: Tinggalkan Sejarah Kelam

- 9 April 2022, 08:49 WIB
Prajurit Georgia dalam upacara penutupan latihan militer multinasional gabungan
Prajurit Georgia dalam upacara penutupan latihan militer multinasional gabungan /Zurab Kurtsikidze/EPA/EFE/
MEDIA PAKUAN - Georgia merupakan salah satu negara paling anti Rusia di masa lalu, yang berada di bekas Uni Soviet.
 
Georgia telah menunjukkan kebijakan yang sama sekali jauh berbeda, dalam konflik Rusia dan Ukraina.
 
Banyak pihak menilai kepemimpinan Georgia kini telah menjadi jauh lebih waras daripada rezim Ukraina.
 
 
Ukraina menuntut negara itu untuk membuka front kedua perlawanan terhadap Rusia.
 
Seperti yang diketahui tujuan Amerika Serikat adalah membangun aliansi anti Rusia di sepanjang perbatasan Rusia, yang mengharuskan menciptakan ketegangan di perbatasan Rusia dan mengisolasi Moskow dari seluruh dunia. 
 
Amerika berhasil berkontribusi di tiga negara pasca-Soviet yaitu di Georgia, Moldova dan Ukraina.

AS bertujuan untuk menarik negara-negara itu ke dalam perang di Ukraina dengan strategi satu menciptakan masalah kemudian meminta yang lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. 
 
 
Alexei Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina mengatakan "Bagi Ukraina akan sangat berguna jika hari ini Moldova dan Georgia mulai mengambil langkah aktif untuk merebut wilayah mereka yang diduduki oleh Rusia,” katanya.
 
Diluar dugaan baik Moldova maupun Georgia, mengambil langkah untuk tidak mendukung Ukraina. Moldova menyetujui pembayaran rubel untuk gas alam Rusia.
 
Sementara itu Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili menyatakan bahwa negaranya tidak akan memberlakukan sanksi anti Rusia. 
 
Bahkan dia tidak berbuat apapun, saat Ossetia Selatan yang diklaim Georgia sebagai wilayahnya, mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia. 
 
 
Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk menuduh bahwa Georgia telah membantu Rusia, memberikan wilayahnya untuk penyelundupan peralatan militer dan suku cadang Rusia.
 
“Ini adalah penghinaan terhadap negara bagian Georgia dan warga Georgia secara keseluruhan,” jawab Menteri Ekonomi Georgia Levan Davitashvili.
 
Kedua negara sama-sama memilih jalur pembangunan Euro-Atlantik, telah berperang dengan Rusia dan menyatakan Rusia telah menduduki sebagian wilayah mereka. 
 
 
Namun Georgia yang saat ini dipimpin oleh teknokrat, lebih mengedepankan kepentingan nasionalnya dengan Moskow.
 
Sementara itu Ukraina telah diatur oleh kaum revolusioner dan non profesional. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: vz.ru


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah