MEDIA PAKUAN - Kondisi dalam negeri Rusia tengah berada dalam keadaan goyah, sesaat setelah warganya terbangun di pagi hari melihat berita bahwa Rusia telah menginvasi Ukraina.
"Ini adalah situasi yang nyata. Saya tidak membayangkan bahwa hal seperti ini akan terjadi. Saya pikir itu semua hanya gertakan," kata pekerja teater berusia 20 tahun, Mikhail, dikutip The Moscow Times.
"Ini tidak normal. Kami tidak memiliki apa pun yang memisahkan kami - satu orang menjadi gila dan menyerang negara lain. Saya tidak punya masalah dengan Ukraina, saya tidak butuh apa pun dari mereka," tambahnya.
Kelompok mahasiswa di jalan pun mengungkapkan kecemasannya.
Milana, 16 tahun, saat dia bergegas ke sekolah, mengatakan "Kami tidak mengerti mengapa itu terjadi. Kami tidak dapat sepenuhnya mendukung politik presiden kami karena kami tidak memahami logika dan tindakannya," katanya.
Namun tidak semua warga menentang tindakan pemerintah mereka. Bagi sebagian orang Rusia penolakan AS adalah penyebab invasi.
"Ini bukan situasi antara Ukraina dan Rusia. Ini adalah situasi tentang Amerika," kata Nataliya.
"Orang-orang di puncak di Washington memulai ini dengan memprovokasi Rusia," tambahnya.
"Rusia dan AS sama-sama bersalah dan Ukraina terjebak di tengah-tengah," kata Valeriy, seorang warga Moskow berusia 59 tahun.
Rusia semakin tidak toleran terhadap Ukraina yang telah berulang kali menyatakan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Lebih dari 60 aktivis dan jurnalis dilaporkan telah ditangkap pada hari Kamis, diantara mereka juga ada artis pop, pembawa acara televisi dan sutradara film yang telah memposting protes mereka di media sosial.
“Kami orang Rusia akan menghadapi konsekuensi hari ini selama bertahun-tahun lagi,” tulis sosialita dan mantan kandidat presiden Ksenia Sobchak.
"Tidak ada gunanya orang Rusia melawan dia," kata Milana***
"Ini adalah situasi yang nyata. Saya tidak membayangkan bahwa hal seperti ini akan terjadi. Saya pikir itu semua hanya gertakan," kata pekerja teater berusia 20 tahun, Mikhail, dikutip The Moscow Times.
"Ini tidak normal. Kami tidak memiliki apa pun yang memisahkan kami - satu orang menjadi gila dan menyerang negara lain. Saya tidak punya masalah dengan Ukraina, saya tidak butuh apa pun dari mereka," tambahnya.
Kelompok mahasiswa di jalan pun mengungkapkan kecemasannya.
Milana, 16 tahun, saat dia bergegas ke sekolah, mengatakan "Kami tidak mengerti mengapa itu terjadi. Kami tidak dapat sepenuhnya mendukung politik presiden kami karena kami tidak memahami logika dan tindakannya," katanya.
Namun tidak semua warga menentang tindakan pemerintah mereka. Bagi sebagian orang Rusia penolakan AS adalah penyebab invasi.
"Ini bukan situasi antara Ukraina dan Rusia. Ini adalah situasi tentang Amerika," kata Nataliya.
"Orang-orang di puncak di Washington memulai ini dengan memprovokasi Rusia," tambahnya.
Baca Juga: Pasca Serangan Rusia ke Ukraina! Israel Nyatakan Kesiapan Bantu Rakyat Ukraina: Ganggu Tatanan Dunia
"Rusia dan AS sama-sama bersalah dan Ukraina terjebak di tengah-tengah," kata Valeriy, seorang warga Moskow berusia 59 tahun.
Rusia semakin tidak toleran terhadap Ukraina yang telah berulang kali menyatakan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Lebih dari 60 aktivis dan jurnalis dilaporkan telah ditangkap pada hari Kamis, diantara mereka juga ada artis pop, pembawa acara televisi dan sutradara film yang telah memposting protes mereka di media sosial.
“Kami orang Rusia akan menghadapi konsekuensi hari ini selama bertahun-tahun lagi,” tulis sosialita dan mantan kandidat presiden Ksenia Sobchak.
"Tidak ada gunanya orang Rusia melawan dia," kata Milana***