Microsoft melaporkan dalam sebuah blog singkatnya pada Sabtu, bahwa pihaknya mendeteksi malware pada 2 hari sebelum pelaporan.
Pelaporan kejadiannya itu bertepatan dengan serangan yang secara bersamaan membuat sekitar 70 situs web pemerintah Ukraina offline dalam sementara waktu.
Microsoft juga mengatakan tidak tahu berapa banyak organisasi di Ukraina atau di tempat lain yang mungkin terpengaruh, tetapi pihaknya memperkirakan akan mengetahui lebih banyak infeksi.
Dilaporkan bahwa para penyusup menembus jaringan pemerintah melalui pemasok perangkat lunak bersama dengan serangan rantai pasokan seperti kampanye spionase siber Rusia SolarWinds 2020 yang menargetkan pemerintah AS.
Tercatat pasa 2017 lalu, Rusia melakukan aksi penyerangan yang menargetkan Ukraina dengan salah satu serangan siber paling merusak yang pernah tercatat dengan virus NotPetya.
Kerusakan dilaporkan mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS secara global, virus itu dilaporkan menyamar sebagai ransomware atau yang disebut "penghapus" yang menghapus seluruh jaringan.
Dalam serangan siber tersebut terdapat pesan kepada Ukraina untuk "takut dan mengharapkan yang terburuk".
Serangan masih diselidiki lebih dalam dan dibantu AS dalam memastikan pelaku penyerangan kini dugaan mengarah kepada Rusia, namun Rusia membantah terkait serangan siber terhadap Ukraina.***