Warga Palestina Memprotes Atas Tahanan Tanpa Dugaan dengan Biaya Administrasi

- 2 Januari 2022, 13:30 WIB
Warga Palestina memprotes atas tahanan takpa dugaan dengan biaya administrasi
Warga Palestina memprotes atas tahanan takpa dugaan dengan biaya administrasi /Ilustrasi Pixabay/

MEDIA PAKUAN - Ratusan warga Palestina yang ditahan oleh Israel tanpa kasus dan dakwaan dipenjara dan warga berkumpul untuk memprotes dengan sidang pengadilan dan penahan dengan biaya administrasi.

Penahanan administrasi dapat berlangsung maksimal 6 bulan, akan tetapi peraturan sering diperbarui, yang secara efektif menahan para tahanan dalam penahanan tanpa batas waktu.

Perlakuan protes dilakukan setelah Hisham Abu Hawash, ayah dari 5 anak yang dipenjara tanpa kasus dugaan dan dakwanan yang akan diadili dengan penahanan administrasi.

Baca Juga: Raffi Ahmad Hadirkan Pemain Bule Baru Untuk RANSPIK BASKETBALL

Atas kasus penahanan tanpa dakwaan itu, Hisham sudah mencapai hari ke-138 mogok makan.

Keluarga dan teman-teman Hisham beragumen bahwa “kehidupan dan kesehatannya dalam bahaya” dan bahwa “pendudukan Israel memikul tanggung jawab penuh untuk kelangsungan hidupnya".

Hal itu membuat pemimpin komite pertahanan Palestina sepakat untuk melakukan protes pengadilan Israel yang telah di mulai pada 1 Januari 2022.

Di sisi lain, istri dari Obay Aboundi memprotes tentang sakitnya membesarkan 3 orang anaknya tanpa seorang ayah yang menjadikannya sebagai tulang punggung di tengah krisis melanda.

Baca Juga: Nasihat Hard Gumay Beri Nasehat Untuk Doddy Sudrajat, Apakah Tes DNA Gala Sky Harus Dilakukan?

“Penahanan administratif tidak ada hubungannya dengan hukum atau keadilan. Keluarga Anda, hidup Anda, anak-anak Anda, dan pekerjaan Anda dipengaruhi oleh suasana hati komandan militer Israel yang menandatangani perintah penahanan administratif" Kata istri Obay.

Menurut istri Obay, ia hanya mempunyai satu pilihannya, yaitu dengan ikut serta dalam memprotes kebijakan Israel dan mendukung sepenuhnya atas penahanan dengan biaya administrasi tersebut.

"Tahanan telah mencoba mogok makan, yang tidak mengubah apa pun. Tidak ada pilihan lain yang tersisa dengan para tahanan dan keluarga mereka karena kita semua tahu hasil dari kasus-kasus pengadilan, jadi mengapa kita harus memberi mereka topeng untuk mengklaim sebagai demokrasi padahal sebenarnya tidak" tambahnya.

Baca Juga: Hard Gumay Ramalan Aktor Berinisial V Masuk Penjara karena Narkoba, Siapakah Itu?

Dalam kasus Rami Fadayel menjadi contoh bahwa ia ditahan secara administrasi yang dikatakan ibunya, Muna Fadayel.

“Namun, dengan penangkapan terakhir, mereka memutuskan untuk menuntutnya. Mereka menyita mesin cetaknya setelah menemukan tanda terima di komite bantuan medis. Mereka mendakwanya .... tanpa bukti .... dengan mendukung teror" ucap Muna.

Direktur Organisasi hak manusia Al-Haq, Shahwan Jabarin, bahwa Israel telah mengubah prosedurnya yang sebelumnya hanya terbatas menjadi hukuman, senjata politik dan metode intervensi politik ke dalam kehidupan di Palestina.***

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah