MEDIA PAKUAN - Sudah menjadi krodrat seorang ibu menyanyangi anaknya, entah itu hasil pernikahan resmi atau diluar nikah atau zina.
Hal ini terjadi pada seorang ibu di India kehilangan bayinya setelah melahirkan.
Pencarian panjangnya selama setahun membuahkan hasil, pengadilan negeri India menyerahkan bayi itu kepadanya. Usai Soutik Biswas dan Ashraf Padanna melaporkan skandal itu.
Berawal pada 19 Oktober tahun lalu, Anupama S Chandran melahirkan seorang anak laki-laki, dengan berat sekitar 2 kilogram, di rumah sakit setempat.
Anupama S Chandran seorang aktivis yang berusia 22 tahun, ia melawan stigma sosial dengan memiliki anak di luar pernikahan dengan pacarnya yang sudah menikah dengan perempuan lain.
Pacarnya bernama Ajith Kumar Baby (34) adalah seorang yang sudah memiliki istri dan bekerja sebagai staf hubungan masyarakat di sebuah rumah sakit.
Hubungan asmara mereka dan kehamilan perempuan itu menimbulkan badai dalam keluarga Anupama. Memiliki anak di luar nikah adalah hal yang hina di India.
Masalahnya menjadi lebih rumit karena Anupama termasuk dalam kasta yang dominan dibandingkan dengan Ajith, yang adalah seorang Dalit, kasta terendah India yang sebelumnya pernah dianggap ‘haram’ untuk disentuh.
Baca Juga: Pengalaman Kerja di Arab Saudi, TKI: Saya Pernah Melayani Madam Sampe Subuh
Perkawinan antar-kasta dan antar-agama tidak disukai banyak orang di negara itu. Usut punya usut pihak keluarga telah memberikan bayinya dan bayi itu telah diadopsi keluarga lain.
Selama lebih dari dua minggu, ibu dan ayah biologis anak itu melakukan protes di luar gedung agen adopsi di Kerala, India, menuntut pengembalian anak mereka yang diambil paksa.
Hal ini yang menyebabkan kemarahan dan memicu badai politik. Dikarenkan baik Anupama maupun Ajith sama-sama berasal dari keluarga kelas menengah dan progresif.
Kedua keluarga adalah pendukung setia Partai Komunis India (Marxis) yang berkuasa di Kerala, wilayah yang menjadi benteng tradisional komunisme di negara itu.
Mereka dibesarkan di lingkungan yang sama dan bertemu saat bekerja untuk partai Komunis. Tiga tahun lalu, mereka mulai hidup bersama. Ajith mengatakan dia telah berpisah dari istrinya saat itu dan tidak memiliki anak.
Hingga akhirnya perjuangan mereka berbuah manis. Selama lebih dari dua minggu, ibu dan ayah biologis anak itu melakukan protes di luar gedung agen adopsi di Kerala, India, menuntut pengembalian anak mereka yang diambil paksa.***