MEDIA PAKUAN - Bukannya membaik pasca KTT ASEAN, situasi di Myanmar sepertinya malah semakin panas saja.
Christine Schraner Burgener, utusan khusus PBB melaporkan, bahwa warga Myanmar kini mulai melakukan latihan untuk melawan junta militer yang selama ini telah melakukan kekerasan hingga pembunuhan akibat kudeta.
Sejak kudeta pada pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, krisis besar terus terjadi hingga saat ini. Dan pasukan keamanan setidaknya telah menewaskan 759 warga sipil juga menahan lebih dari 3.400 orang.
Baca Juga: Duda Kaya Asal Arab Saudi Ini Menikahi Janda Sekaligus TKW Indonesia: Begitu Agresif
Schraner Burgener diutus untuk melakukan perjalanan ke Myanmar, negara yang sedang mengalami kekacauan sejak kudeta pada 1 Februari yang dilakukan oleh junta. Tetapi ia tak bisa berlama-lama sebab militer masih belum menyetujui kunjungannya.
Namun dirinya mengatakan, ia menerima laporan yang mengkhawatirkan bahwa warga sipil, kebanyakan dari mereka siswa daerah perkotaan, sedang melakukan latihan cara menggunakan senjata yang dipimpin oleh organisasi etnis bersenjata.
"Dengan tidak adanya tanggapan internasional kolektif, telah terjadi peningkatan kekerasan dan penggunaan alat peledak improvisasi yang dilaporkan. Seruan untuk menahan diri secara maksimal oleh semua pihak telah ditanggapi dengan tanggapan dari beberapa pengunjuk rasa yang menanyakan siapa yang dapat menyalahkan mereka atas pembelaan diri mereka," kata Schraner Burgener, menurut para diplomat.
Baca Juga: Joe Biden Larang Keras Rute Perjalanan Penerbangan dari India ke Amerika Serikat, Alasan Berikut Ini
Warga Myanmar mulai bertindak tegas dengan mempersiapkan perlawanan, yang memungkinkan kondisi negara semakin kacau.