Amerika Serikat Desak China untuk Menghentikan Tekanan Militer Terhadap Taiwan

- 24 Januari 2021, 11:35 WIB
Seorang Tentara AS  kibarkan bendera
Seorang Tentara AS kibarkan bendera /dok.MAXBET268.Istagram/


MEDIA PAKUAN - Kementrian pertahanan pulau taiwan mengatakan bahwa, delapan pesawat pembom China dan empat jet tempur memasuki zona identifikasi pertahanan udara taiwan, mengetahui hal tersebut, AS desak China untuk Menghentikan Tekanan Militernya.

Baca Juga: 15 Formasi PPPK 2021 Telah Menantimu Untuk Daftar! Bukan Cuma Guru Lho

Dalam beberapa bulan terakhir, China yang mengklaim Taiwan merupakan wilayahnya hampir setiap hari melakukan penerbangan diatas perairan antara selatan Taiwan dan kepulauan Pratas.

Kepulauan Pratas merupakan daerah yang telah dikuasai Taiwan di laut selatan China.

Kehadiran begitu banyak pesawat tempur, terdiri dari delapan pembom H-6K kemampuan nuklir dan empat jet tempur J-16- merupakan hal yang tidak biasa.

Baca Juga: Kabar Gembira! BKN Rilis Formasi Untuk Lulusan SLTA , Simak Selengkapnya Seleksi CPNS 2021

Pada umumnya mereka hanya menggunakan satu atau dua pesawat pengintai.

Berdasarkan peta yang disediakan kementrian pertahanan Taiwan, menunjukan pesawat China, termasuk pesawat anti kapal selam Y-8 terbang diatas perairan yang sama.

Sementara itu, angkatan udara Taiwan mengarahkan rudal ke pesawat China untuk memantau mereka.

Baca Juga: Keliru! Peringatan Tsunami Setelah Gempa Bikin Warga Chili Panik

"Serangan peringatan lintas udara telah ditugaskan, peringatan radio dikeluarkan dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan untuk memantau aktivitas tersebut," katanya.

Menyikapi hal tersebut, Departemen Luar Negeri AS mendesak China untuk Menghentikan Tekanan Militer terhadap Taiwan dan menegaskan kembali komitmennya terhadap pulau itu dan keinginan untuk memperdalam hubungan.

"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan sebaliknya terlibat dalam dialog yang bermakna dengan perwakilan Taiwan yang terpilih secara demokratis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.***

Sumeber: Ruters

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x