MEDIA PAKUAN - Sejak awal bulan Mei, para pemerhati lingkungan dan penduduk di negara bagian Tabasco dan Chiapas, Meksiko, telah melaporkan bahwa primata yang dikenal karena suara gemuruh yang khas, terjatuh dari pohon dan mati karena akibat suhu tinggi dan dehidrasi.
Suhu panas ekstrem di bagian tenggara Meksiko menyebabkan sedikitnya 146 monyet howler mati.
Sementara pada Jumat ( 24/5) Meksiko juga mencatat adanya 48 kematian pada warganya dalam serangkaian gelombang panas yang menghantam negara itu sejak Maret 2024
Hal tersebut terjadi ketika para ilmuwan memperingatkan bahwa rekor suhu baru mungkin akan terjadi.
Baca Juga: 8 Wilayah Berpotensi Cuaca Ektrim hingga Tanah Longsor, BMKG: 16-17 April 2024
Kementerian Kesehatan mengatakan selama periode yang sama, lebih dari 950 orang dilaporkan menderita berbagai masalah kesehatan akibat efek cuaca panas.
Tahun lalu, Meksiko melaporkan rekor 419 kematian terkait suhu ekstrem pada musim panas, yang berlangsung dari Maret hingga Oktober, di negara berpenduduk 129 juta orang.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menggambarkan cuaca panas tahun ini sebagai sesuatu yang “luar biasa.”
“Ini adalah fenomena alam yang sangat disesalkan terkait dengan perubahan iklim,” katanya pada konferensi pers rutin pagi hari.
Suhu tinggi dan kurangnya angin memperburuk masalah polusi di Mexico City khususnya, tambah Lopez Obrador.
Baca Juga: Hari Kedua Lebaran, Bencana Alam Rusak Pesantren dan Rumah Warga di Sukabumi: Dampak Cuaca Ekstrim
Ibu kota, yang terletak pada ketinggian 2.240 meter di atas permukaan laut, biasanya memiliki iklim sedang dan sedikit sekali rumah yang dilengkapi dengan AC.
Namun termometer di Mexico City mencatat suhu rekor 34,3 derajat Celsius pada 9 Mei, kata Komisi Air Nasional.
Negara bagian San Luis Potosi di timur laut mencatat suhu tertinggi 49,6 derajat Celsius.
Para ilmuwan dari National Autonomous University of Mexico memberi peringatan bahwa dalam dua minggu ke depan, ada kemungkinan lebih banyak rekor yang akan terpecahkan.
Tahun ini akan menjadi "tahun terpanas dalam sejarah," kata Francisco Estrada, koordinator Program Penelitian Perubahan Iklim di universitas tersebut, pada konferensi pers.
Bukan hanya manusia yang menderita -- di Meksiko selatan, puluhan monyet pelolong mati, tampaknya karena cuaca panas.***