Sudan Mencekam Sekitar 1.100 Orang Tewas, 'Janjaweed Penargetan Berdarah Warga Sipil'

16 Juni 2023, 11:15 WIB
Sudan Mencekam Sekitar 1.100 Orang Tewas, 'Janjaweed Penargetan Berdarah Warga Sipil' //Foto Kaya Reuters of Sudan/

MEDIA PAKUAN - Dalam beberapa bulan terakhir Sudan kian memanas, konflik antara angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) tak terhindarkan lagi.

Ketidaksepakatan antara dua kelompok ini menimbulkan perang saudara.

Gubernur Darfur Barat Khamis Abdullah Abakar bukan pejabat pertama yang tewas akibat konflik politik negara itu.

 

Abakar mengepalai sebuah faksi dalam Gerakan Pembebasan Sudan , yang melawan militer dan milisi Arab (termasuk apa yang akan menjadi RSF) selama dua dekade konflik terus-menerus di Darfur.

Pada 2021, dia menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Sudan, menjadi gubernur Darfur Barat setelahnya.

Kematiannya adalah eskalasi terbaru dalam konflik Sudan , yang pecah karena rencana untuk melipat RSF menjadi militer.

Baca Juga: Militer Sudan Ngamuk, Gubernur Darfur Barat Tewas Usai Bongkar Kebiadaban RSF Pada Warga Sipil

Pertempuran berkecamuk di ibu kota Khartoum dan juga di Darfur, di mana milisi RSF berkembang, Janjaweed, terkenal karena penargetan berdarahnya terhadap warga sipil, khususnya non-Arab.

Sekitar 300.000 orang diyakini tewas dalam konflik Darfur, mayoritas antara tahun 2003 dan 2005.

Sekitar 1.100 orang tewas di El- -Geneina sejak dimulainya pertempuran pada April, kata para aktivis.

Baca Juga: Cek Kesehatan Berdasarkan Ramalan 12 Zodiak Hari Ini: Leo Meditasi Membantu meringankan Beban

Seperti diketahui Sudan berjalan tanpa pemerintah sejak Oktober 2021 saat militer membubarkan pemerintah transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Dan menyatakan keadaan darurat yakni sebuah langkah yang dikencam oleh kekuatan politik sebagai"kudeta".

Sejak Agustus 2019 Sudan mengalami transisi setelah pengulingan Presiden Omal al- Bashir.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Midle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler