Tiga Penjaga Tewas dalam Protes Anti PBB di Goma, Kongo

27 Juli 2022, 13:38 WIB
Polisi Kongo berjaga-jaga untuk menghentikan pengunjuk rasa di luar kompleks gudang pasukan penjaga perdamaian PBB di Goma di provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 25 Juli 2022. REUTERS/Arlette Bashizi /

MEDIA PAKUAN - Tiga orang penjaga perdamaian PBB dan tujuh demonstran tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Goma pada Selasa lalu.

Sedikitnya 50 orang juga terluka akibat kerusuhan tersebut. Kerusuhan berawal dari massa yang menyerbu markas dan pusat logistik misi MONUSCO di Kongo timur.

Dalam kejadian, seorang warga sipil terpaksa ditembak mati di luar pangkalan logistik PBB di Goa.

Baca Juga: Kerja di Arab Saudi Sambil Ngurus Bayi, Ternyata Inilah Usaha yang Digeluti TKW Indonesia Ini

Juru bicara pemerintah Kongo, Patrick Muyaya mengatakan bahwa penjaga terpaksa melepaskan "tembakan peringatan" yang mengarah ke demonstran.

Pada hari sebelumnya, ratusan pengunjuk rasa telah meneriakkan slogan-slogan mereka sebelum menyerbu tempat itu.

Hal tersebut dihalau oleh personel keamanan PBB yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.

Dari laporan yang diterima, protes itu diorganisir oleh sebuah faksi yang terkait dengan partai UDPS pimpinan Presiden Felix Tshisekedi.

Baca Juga: Xi Jinping Sambut Hangat Kunjungan Jokowi ke Cina

Kerusuhan yang mengakibatkan pertempuran tersebut telah terjadi di Provinsi Kivu Utara, Kongo selama beberapa bulan terakhir.

Mereka menyalahkan milisi 23 Mart (M23) yang didukung Rwanda, salah satu kelompok bersenjata yang beroperasi dalam daerah tersebut.

Dibantu oleh Pasukan India dan Bangladesh, mereka bekerja sama untuk perdamaian MONUSCO.

MONUSCO sendiri adalah nama misi yang diberikan PBB, yang didirikan pada tahun 1999 untuk membantu negara Afrika pulih dari keterlibatan perang Rwanda, Uganda, Burundi, Angola, Chad, Namibia dan Zimbabwe.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: RT News

Tags

Terkini

Terpopuler