Negara G7 Isyaratkan Perang Ukraina Melebar menjadi Perang Gandum: Legitimasi Barat

15 Mei 2022, 12:40 WIB
Negara G7 Isyaratkan Perang Ukraina Melebar Menjadi Perang Gandum: Legitimasi Barat /REUTERS/Aleksandra Szmigiel

MEDIA PAKUAN - Kelompok negara G7 memperingatkan bahwa perang di Ukraina memicu krisis pangan dan energi global yang mengancam negara-negara miskin.

Jerman yang menjadi tuan rumah pertemuan G7, mengatakan perang telah menjadi krisis global yang berdampak khususnya pada 50 juta orang. 
 
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, mencatat  Afrika dan Timur Tengah akan menghadapi kelaparan dalam beberapa bulan mendatang, jika  gandum Ukraina tertahan, diperlukan langkah untuk membuka blokir yang dicegah Rusia untuk meninggalkan Ukraina.
 
Baca Juga: Walaupun Sering Dimarahi, TKW Indonesia Ini Tetap Sabar Karena Tahu Majikannya Sayang

"Rusia sengaja memilih untuk memperpanjang perang militer melawan Ukraina sekarang sebagai gandum atau Anda bisa mengatakan perang gandum ke banyak negara di dunia, terutama di Afrika," katanya.

Menteri luar negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan negaranya,siap mengirim kapal ke pelabuhan Eropa untuk pengangkutan.

“Kita perlu memastikan bahwa sereal ini dikirim ke dunia, “Jika tidak, jutaan orang akan menghadapi kelaparan,” katanya.
 
Baca Juga: Jadi Ini Penyebab Lansia Sering Ngompol. Begini Cara Mengatasinya

G7 yang terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat  telah meminta China untuk tidak membantu Rusia, termasuk dengan merusak sanksi internasional dan  berhenti terlibat dalam manipulasi informasi, disinformasi, untuk melegitimasi perang agresi Rusia terhadap Ukraina.

Sementara itu India telah mengumumkan larangan ekspor gandum dengan alasan risiko terhadap keamanan pangannya, karena perang di Ukraina. 

India adalah produsen gandum terbesar kedua di dunia yang berharap menemukan pasar baru untuk gandumnya di Eropa, Afrika, dan Asia.*** 

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: EuroNews

Tags

Terkini

Terpopuler