Politik Afrika Jadi Protret Kelam, 7 Kali Kudeta di Negara Hitam Ini Terjadi

13 Februari 2022, 13:23 WIB
Politik Afrika Jadi Protret Kelam, 7 Kali Kudeta di Negara Hitam Terjadi /Foto oleh Emmanuel Ikwuegbu dari Pexels

MEDIA PAKUAN - Kondisi politik di Afrika menjadi sorotan akhir-akhir ini, yang terjadi di benua hitam ini telah banyak menelan korban jiwa.

Enam kudeta militer telah terjadi di negara-negara yang sebagian besar berada di Afrika Barat.

Dalam waktu kurang dari dua tahun, kudeta militer terjadi di Burkina Faso, dua kali terjadi di Mali, Guinea, Chad dan Sudan.

Para ahli geopolitik memandang hal tersebut terjadi pada negara yang merupakan koloni.

Baca Juga: Pertama Rilis Pada 12 Februari 2022, 2 Drakor Ini Ungguli Rating Nasional Korea

Burkina Faso misalnya, negara ini telah mengalami tujuh kali kudeta oleh militer, sejak kemerdekaannya dari Perancis pada tahun 1960.

Dianggap sebagai kemunduran demokrasi. Banyak yang menduga rentetan insiden ini terkait satu sama lain.

Mustafa Mheta, peneliti senior di Media Review Network mengatakan “Kemajuan demokrasi Afrika sedang digagalkan oleh kudeta ini. Tidak ada keraguan bahwa Afrika telah memulai proses demokratisasi dan berjalan dengan sangat baik."

Sultan Kakuba, profesor ilmu politik di Universitas Kyambogo di Uganda, menyatakan hal yang sama.

Baca Juga: Omicorn Meningkat! Inilah Cara Meramu Perkuat Daya Tahan Tubuh

“Salah satu alasan utama kudeta adalah ketika presiden terlalu lama berkuasa dan kehilangan fokus, pemerintah akhirnya jatuh dan akhirnya mengambil alih,” katanya kepada Anadolu Agency.

Kakuba percaya bahwa campur tangan asing tidak dapat dikesampingkan dalam beberapa kudeta ini.

“Beberapa negara Barat mendukung para pemimpin yang melayani kepentingan mereka, tetapi begitu seorang pemimpin berhenti melayani mereka, mereka berencana untuk menggulingkannya,” tulisnya.

Baca Juga: Hasil swab Negatif Para Pemain Persija Siap Berlaga dan Kalahkan Persebaya

Mustafa Mheta sepakat dengan pernyataan Kakuba yang meyakini Perancis mungkin terlibat dalam beberapa kudeta di bekas koloninya di Afrika Barat.
.
Dia mengatakan Barat telah menyadari kebangkitan China dan menggunakan kudeta untuk menghentikan langkah Beijing di Afrika Barat.

Mengapa kudeta terjadi saat berlangsungnya ketegangan antara China dan AS meningkat.

“Fakta yang terjadi bahwa hampir semua pemimpin kudeta adalah lulusan Barat, ini menimbulkan banyak pertanyaan,” katanya.

Baca Juga: Polisi Halau Dua Kelompok Remaja Hendak Tawuran di Pasar Rebo Jakarta Timur, Kapolsek: Bawa Senjata Tajam

Mheta mengklaim “Rezim imperialis Barat telah menyusun rencana besar untuk meningkatkan kontak mereka di Afrika untuk mencoba dan meningkatkan kontak mereka dengan China.”

Dibandingkan dengan wilayah lain di benua itu, negara-negara Afrika Barat memiliki demokrasi yang rapuh. Orang melihat bahwa demokrasi benar-benar berakar di wilayah Afrika Timur dan Selatan,” katanya.

Kakuba juga menilai kepemimpinan yang buruk dan kesulitan ekonomi di beberapa negara juga mempengaruhi para pemimpin militer untuk merebut kekuasaan sipil.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: aa.com.tr

Tags

Terkini

Terpopuler