WHO Rekomendasikan Obat Penyelamat Nyawa Pasien Covid-19 yang Sakit Parah

7 Juli 2021, 10:53 WIB
WHO Rekomendasikan Obat Penyelamat Nyawa Pasien Covid-19 yang Sakit Parah /

MEDIA PAKUAN - WHO telah resmi merekomendasikan obat yang disebut 'dapat menyelamatkan nyawa' pasien Covid-19 yang sakit atau mengalami gejala cukup parah.

Rekomendasi itu muncul tatkala negara-negara di seluruh dunia termasuk Afrika Selatan, Indonesia, dan Bangladesh memerangi gelombang baru virus yang lebih menghancurkan yang dipicu oleh varian Delta yang pertama kali muncul di India.

WHO mengatakan bahwa pasien dengan kasus Covid-19 yang parah sering menderita reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh. Dan obat-obat ini akan bertindak untuk menekan reaksi berlebihan tersebut.

Baca Juga: Dr. Shella Bahas Cara Ampuh Cegah Anak-anak agar Tidak Tertular Covid-19, Simak Keterangannya Disini

WHO juga mengungkap uji coba yang menunjukkan bahwa pada pasien yang sakit parah, pemberian obat ini mengakibatkan kematian bisa ditekan hingga 15 persen lebih sedikit per 1.000 pasien.

Untuk penyakit kritis penggunaan obat ini memungkinkan 28 persen kematian lebih sedikit untuk setiap 1.000 pasien.

Data tersebut diambil dari lebih 10.000 pasien yang terlibat dalam 27 uji klinis.

Baca Juga: Wabah Covid-19 Menggila, Akar Alang-alang Dicari Warga Jadi Bahan Herbal Imun, Mengobati Penyakit apa saja

Obat-obat yang direkomendasikan WHO ini antara lain penghambat reseptor interleukin-6, tocilizumab dan sarilumab.

Ketiga obat tersebut dipercaya bisa meredakan gejala buruk yang mungkin terjadi pada pasien Covid-19.

"Obat-obatan ini menawarkan harapan bagi pasien dan keluarga yang menderita dampak buruk dari COVID-19 yang parah dan kritis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan yang dikutip MEDIA PAKUAN melalui Aljazeera.

Baca Juga: Dr. Tirta Berikan Solusi jika Angka Covid-19 Meroket Kembali, Ini yang Harus Kalian Lakukan

Penghambat reseptor interleukin-6 disebut WHO akan bekerja lebih efektif bila digunakan bersama kortikosteroid yang direkomendasikan oleh WHO pada September 2020.

Sementara tocilizumab termasuk dalam kelas obat yang disebut antibodi monoklonal (mAbs) yang digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit termasuk radang sendi dan kanker, dan diproduksi oleh raksasa farmasi Swiss, Roche.

“Obat ini dapat menjadi penting untuk merawat orang dengan kasus Covid-19 yang kritis dan parah serta mengurangi kebutuhan akan ventilator dan oksigen medis yang merupakan sumber langka di banyak tempat,” kata Julien Potet, penasihat kebijakan penyakit tropis.

Baca Juga: Demi Lionel Messi, Barcelona Cuci Gudang Pemainya: Antoine Griezmann Tersingkir

Lalu sarilumab, merupakan obat yang dibuat oleh perusahaan farmasi AS Regeneron dan pembuat obat Prancis Sanofi, yang memasarkan produk dengan merek Kevzara.

Namun setelah WHO merekomendasikan ini, harga obat-obatan tersebut malah cenderung mahal dan menimbulkan konflik.

Doctors without Borders (dikenal dengan inisial bahasa Prancisnya, MSF) mengatakan sementara tocilizumab telah ada di pasaran sejak 2009, harganya tetap sangat tinggi di sebagian besar negara, dari $410 di Australia hingga $646 di India dan $3.625 di Amerika Serikat untuk dosis 600mg untuk COVID-19.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Tajam, Menko PMK Tinjau Langsung Pasokan Oksigen

Biaya untuk memproduksi tocilizumab diperkirakan serendah $40 per dosis 400mg, tambahnya.

MSF pun mendesak Roche untuk menurunkan harga obat agar terjangkau dan dapat diakses.

“Roche harus berhenti mengikuti pendekatan bisnis seperti biasa dan mengambil langkah-langkah mendesak untuk membuat obat ini dapat diakses dan terjangkau oleh semua orang yang membutuhkannya dengan mengurangi harga dan mentransfer teknologi, pengetahuan, dan lini sel ke produsen lain. Terlalu banyak nyawa yang dipertaruhkan.” ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler