MEDIA PAKUAN - Diplomat PBB yang merupakan kepala badan pengungsi PBB Palestina (UNRWA) menyebut tidak ada alternatif dalam menjamin keamanan warga Palestina di Gaza.
Terjadinya kekerasan yang dilakukan militer bersenjata Israel terhadap warga Gaza menunjukkan tak ada alternatif untuk solusi memberikan rasa adil yang menjamin hak-hak dasar manusia warga Palestina.
Termasuk memberikan akses bantuan pekerjaan pembangunan yang tepat untuk masa depan warga Palestina yang lebih baik sulit ditemukan solusinya.
Baca Juga: WhatsApp Blokir Akun Ratusan Jurnalis Palestina, Ada Apa?
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menyerukan kepada organisasi internasional untuk menempuh jalur politik yang benar dalam menangani konflik antara Palestina dan Israel.
Menurutnya hal tersebut perlu dilakukan oleh semua pihak yang membela hak-hak fundamental kemanusiaannya warga Palestina agar siklus pertempuran tidak terus berlanjut.
Philippe Lazzarini juga meminta organisasi formal internasional mengambil tanggung jawab dan mendukung UNRWA yang tengah berupaya membantu pengungsi Palestina untuk hidup normal.
Baca Juga: Israel Jadi Negara Paling Banyak Dapat Uang dari AS, Setahun Bisa Segini!
Pasalnya, kata Philippe Lazzarini, kehidupan normal warga Palestina di jalur Gaza tak terjamin selama siklus kekerasan yang secara terus menerus dilancarkan Israel.
"Gaza menjadi puing-puing dalam waktu kurang dari dua minggu setelah pertempuran pecah antara Israel dan kelompok militan Hamas," kata Lazzarini dikutip dari Al Arabiya English.
Lazzarini menyebut kedua belah pihak menyatakan kemenangan, sementara masyarakat Palestina lebih dari 200 warga sipil berduka atas kehilangan orang yang dicintainya.
"Anda juga dapat merasakan orang-orang menjadi semakin terpengaruh dari satu kekerasan ke kekerasan berikutnya dan lapisan ketahanan itu semakin terkikis," ujarnya.
Baca Juga: Alasan Kuat Amerika Serikat Terus Membantu Israel, Ternyata Punya Hubungan Khusus!
Lazzarini berperan sebagai kepala UNRWA sudah lebih dari setahun, ia mengaku telah menyaksikan beberapa masa paling menantang dalam beberapa tahun terakhir dalam konflik fi jalur Gaza.
Ia mengkritik serangan terhadap sistem pendidikan UNRWA yang dilakukan pihak Tel Aviv secara rutin sekaligus mengecam badan pengungsi PBB atas dasar kebencian.
Lazzarini mengatakan program pendidikan UNRWA adalah satu-satunya lembaga yang tersisa yang menyediakan kurikulum hak asasi manusia, mempromosikan kesetaraan gender dan topik lainnya.
"Inilah penangkal nyata bagi masyarakat terhadap ketegangan dan kekerasan yang terjadi di daerah, untuk itu perlu ada UNRWA yang sehat dan dapat diprediksi," tegasnya.***