Jangan Terpengaruh Gejolak Politik, Mesir Bangun Tembok Sharm El-Sheikh untuk Bangkitkan Parawisata

10 Februari 2021, 14:22 WIB
Ilustrasi tembok Sharm El-Sheikh /PIXABAY/

MEDIA PAKUAN- Baru-baru ini pemerintah Mesir membangun tembok beton dan kawat sepanjang tiga kilometer mengelilingi Sharm Elp-Sheikh.

Pembangunan tersebut dibangun untuk membantu para wisatawan yang akan berkunjung ke Laut Merah diujung selatan Semenanjung Sinai.

Hal ini disampaikan Kementerian Parawisata Mesir, Pemerintah berharap setelah dibangunnya tembok dan kawat tersebut parawisata akan merasa aman dan tidak terpengaruh
oleh pergolakan setelah pemberontakan Mesir tahun 2011 dan kudeta militer berdarah berikutnya pada tahun 2013, jatuhnya pesawat penumpang Rusia di Sinai pada tahun 2015, dan pandemi virus corona.

Baca Juga: Bindmans Beri DukunganTerhadap Muslim Sri Lanka, Ratusan Kasus Kematian Covid 19 Dipaksa Dikremasi Pemerintah

Pada tahun 2005, pemboman di Sharm El-Sheikh menewaskan puluhan orang dalam salah satu serangan militan paling mematikan di Mesir.

Upaya pembangunan tersebut agar memisahkan resor dari gurun disekitarnya dan beberapa lempengan itu juga ditandai dengan simbol perdamaian.

Para wisatawan yang akan memasuki kota melalui jalan darat harus melewati salah satu dari empat gerbang yang dilengkapi kamera CCTV yang pemindai.

Baca Juga: Bukan Hanya Simbol Semata Perayaan Imlek, Inilah Arti dan Makna Tradisi Warga Tionghoa yang Unik

Sharm El-Sheikh berada sekitar 360 kilometer (224 mil) di selatan utara Sinai, pantai Mediterania, di mana pemerintah mengatakan sedang memerangi teroris, tetapi di mana aktivis warga adalah hak asasi, percaya bahwa oposisi secara sistematis dibunuh di luar hukum.

Seperti yang dilansir Media Pakuan dari Middleeastmonitor "Jarak di antara mereka sangat jauh, ditambah ada keamanan besar dengan Tentara Kedua Mesir mengamankan Sinai Utara, dan Tentara Ketiga mengamankan Sinai Selatan," kata Gubernur Sinai Selatan Khaled Fouda kepada wartawan dalam tur di daerah itu pada akhir pekan.

"Mereka akan digeledah, kamera keamanan akan mengidentifikasi mereka, kendaraan akan menjalani pemindaian sehingga ketika mereka tiba di kota, itu akan dilakukan setelah operasi pencarian lengkap."

Baca Juga: Mencengangkan! Ihwal Buku Mata Pelajaran Sosiolagi Kabarnya Berbau Situs Porno? Ini Terjadi di Tasikmalaya

Sebuah museum yang menampung artefak Mesir kuno dibuka di Sharm El-Sheikh tahun lalu di tengah upaya untuk mendiversifikasi kegiatan pariwisata di resor pantai. Sebuah universitas yang dinamai Raja Salman Arab Saudi juga dibuka baru-baru ini di kota itu.

Sebelum pandemi virus Corona, Sharm El-Sheikh sering menjadi tuan rumah pertemuan internasional yang dihadiri oleh pemimpin kudeta yang menjadi Presiden Abdel Fattah Al-Sisi.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler