Selain itu, ada pula netizen yang menyoroti tradisi perjodohan di Madura.
"Saya rasa tradisi perjodohan di Madura sudah agak menurun, ya meski ada sedikit kalangan yg masih perpegang pada tradisi tersebut, seperti kalangan Kyai, Pryai, dan orang2 yg masih kental dlm menyikapi modernisasi ini. Soal kejadian ini, ya ini yg masih kental," tulis pengguna lain.
Pengguna lain yang mengaku orang Madura menyebutkan perjodohan anak kecil sudah biasa dan jarang yang disekolahkan ke universitas.
"Di desa ayahku di Madura, malah biasa bgt jodohin anak sejak kecill.. :((. entah knp budayanya gtu.. Bener bgt klo abis dr pondok hanya 1 yg dipikirin "nikahin anak", jrg bgt yg kuliah, atau malah ga ada, atau klopun ada hanya org² kaya bgt. Eh tapi kuliahin anak katanya ga mampu," kata pengguna.
Baca Juga: Perkiraan Cuaca Jawa Barat Hari ini Minggu 30 Mei 2021: Sukabumi Waspada Hujan Petir
Namun fakta dari informasi tersebut kami himpun dari Pikiran-rakyat.com, kasus bunuh diri siswi SMP di Madura itu sedang diselidiki Polres Madura. Bahkan muncul kabar bahwa bunuh diri itu hanyalah berupa hoaks yang disebarkan oleh tetangga korban berinisial HN.
Polsek Madura menyatakan akan mencari pelaku penyebar hoaks tersebut. Disebutkan bahwa unggahan berita bunuh diri siswi SMP itu disebarkan oleh HN.
Hingga artikel ini diterbitkan pihak redaksi telah berusaha menghubungi pihak Polres Madura untuk dimintai keterangan terkait dugaan bunuh diri siswi SMP tersebut, namun sampai saat ini belum mendapat tanggapan.***