Membedong Bayi Masih Pro dan Kontra, Sebenarnya Boleh Saja Membedong Bayi dengan Syarat

- 8 September 2020, 19:47 WIB
Ilustrasi membedong bayi
Ilustrasi membedong bayi /

MEDIA PAKUAN -Kebiasaan membedong bayi rupanya tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara barat.

Para tahun 2010 dan 2011 di Inggris permintaa kain bedong meningkat 61 persen.Di Amerika Utara, sembilan dari sepuluh bayi pada usia enam bulan pertama juga dibedong.

Jika kita memperhatikan mengapa para penyambung Lidah WHO ini melarang Bayi-bayi di Bedong begini alasannya.

Baca Juga: Berduka! Mantan Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl Meninggal Dunia di Usia 70 Tahun

Pasalnya, penggunaan bedung menurut dr Faisal Miraj, Sp OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi pada Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, dapat menyebabkan dislokasi panggul pada bayi.

Pada masa ini, pinggul anak memiliki urat-urat yang sangat lentur sehingga bonggol tulang panggul sangat mudah dikeluarkan dari porosnya.

Menurut dia, kaki bayi yang bengkok adalah hal yang normal pada usia 2 hingga 3 tahun sehingga tidak perlu menjadi kekhawatiran bagi para orangtua.

Baca Juga: Melarikan diri dari Rumahnya, Gadis asal Tasikmalaya Ini Akhirnya Ditemukan di Rumah Kontrakan

Sebaliknya, dislokasi panggul dapat berdampak buruk pada anak ketika mereka sudah dewasa.

Membedong bayi memang menjadi pro kontra di masyarakat. Sebenarnya boleh saja membedong bayi dengan syarat memerhatikan hal berikut:

1. Hindari membedong bayi terlalu ketat

Pasalnya, bayi bisa merasa kepanasan, berkeringat, dan napasnya menjadi lebih cepat dan berisiko sesak. Karena itu, longgarkan sedikit ikatan atau balutan bedong Si Kecil agar ia masih bisa bergerak dan tidak sesak napas.

Baca Juga: Yunani Siapkan Uang Rp 43 Triliun untuk Melawan Turki

2. Hindari jangan sampai bayi yang dibedong terguling atau tidur dalam posisi telungkup

Kenapa? Karena posisi tidur telungkup berisiko menghambat jalan napas sehingga berdampak mengalami SIDS.

Pastikan pula tidak ada benda-benda apapun di sekitar Si Kecil saat tidur, misal bantal atau selimut. Soalnya, benda itu dapat menutupi hidung bayi dan berisiko mengalami sulit napas.

Nah, bila sudah mengetahui ketentuannya, berikut kita simak beberapa manfaat membedong bayi:

Baca Juga: Siswa Tertular Covid-19 di Institusi Pendidikan di Kota Sukabumi Terus Bertambah

Tidur lebih nyenyak
American Academy of Pediatrics (AAP) menegaskan, membedong bayi membuat bayi tidur lebih nyenyak dan merasa nyaman. Jika membedong dilakukan dengan benar, bayi pun akan merasa tenang.

Risiko SIDS berkurang
AAP juga mengatakan, membedong bayi dapat mengurangi risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) pada bayi baru lahir. Namun, syaratnya posisi tidur bayi telentang atau menghadap ke atas.

Ya, membedong bayi menyebabkan bayi relatif lebih sulit untuk bergerak bebas sehingga sekaligus melindungi dari risiko bahaya yang bisa mengakibatkan SIDS ketika tidur.

Baca Juga: AS Ketar ketir Hadapi Korea Utara, Kim Joong Un Unjuk Gigi

Bayi tidur lebih lama
Biasanya bayi mudah terbangun bila terganggu suara yang mengagetkan. Maka upaya membedong dapat membuat tidurnya lebih lama sehingga kebutuhan istirahat/tidur terpenuhi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi pun akan optimal.

Membuat bayi tenang
Bayi akan merasa lebih hangat ketika dibedong. Ini akan mengingatkannya akan suasana dalam rahim yang hangat. Umumnya, bayi yang dibedong juga jarang menangis.

Bila ia menggeliat ketika dibedong, artinya tangan dan kakinya ingin bebas bergerak. Karena itu, longgarkan sedikit ikatan/balutan bedongan Si Kecil.

Baca Juga: Cara Merawat Mobil Biar Awet, Ini Triknya

Mengembangkan keterampilan motorik
Pergerakan tangan dan kaki bayi akan terbatas bila dibedong. Kelak, hal ini justru akan membantu bayi mengembangkan keterampilan motoriknya. Manfaat ini terutama sangat membantu bagi bayi yang lahir prematur.

Lalu, kapan sebaiknya baik tidak perlu lagi dibedong?

Biasanya ketika umurnya dua bulan, bayi sudah tak perlu lagi dibedong. Ketika itu, bayi sudah belajar untuk berguling. Bila masih dibedong justru berisiko posisi tidur menjadi telungkup dan menyebabkan SIDS.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah