Network
MEDIA PAKUAN - Ternyata terdapat penyebab mengapa Nita Thalia seorang penyanyi dangdut terkenal, menghilang selama satu tahun dari layar kaca Indonesia.
Bagaimana nasib Nita Thalia selama ia menghilang dari layar kaca Indonesia?
Dikabarkan Nita Thalia didiagnosa oleh dokter terkena penyakit syaraf otak.
Diduga lima tahun lalu ia sudah tahu penyakit tersebut, namun Nita Thalia membiarkannya begitu saja dikarenakan ia adalah tulang punggung keluarga, sehingga harus kerja keras.
Baca Juga: Menepi Sementara dari Layar Kaca, Tangisan Lesti Kejora Pecah saat Laksanakan Umroh Bersama Keluarganya
Pada saat itu masih berada di level 2, Dokter sarankan kepada Nita Thalia untuk terus beristirahat dan melakukan terapi memberi obat dan vitamin untuknya.
Nita Thalia sering merasakan sakit kepala rasa yang dialaminya seperti ditusuk-tusuk dan merasakan badannya sakit-sakitan.
Selain itu, penyanyi dangdut tersebut juga pernah mengalami pingsan namun beruntungnya saat itu berada di kasur.
Setelah kejadian itu, ia dilarikan kerumah sakit dan setelah diperiksa dikatakan bahwa penyakit yang sudah dialami sekarang level empat.
Baca Juga: Ramainya Kasus KDRT dengan Lesti Kejora, Inilah Deretan Karya dari Rizky Billar yang Jarang Diketahui Orang
Pikiran Nita Thalia pada saat itu tertuju pada anaknya, ia berpikir kalau dia tiada lagi siapa yang mengurus anaknya sedangkan ayahnya tidak ada lagi, sehingga ia merasa kasihan.
Akhirnya Nita Thalia ketemu temannya di Singapura yang menolong dan memberi tempat tinggal, bahkan biaya pengobatan sekalipun.
Selama delapan tahun penyakit yang dialaminya akhirnya sembuh, penyebab dari penyakit tersebut yaitu terlalu banyaknya pikiran atau masalah, sehingga timbullah penyakit.
Baca Juga: Akui Lebih Parah dari yang Media Tulis, Wendy Walters Bocorkan Lagi Fakta Soal Hubungannya dengan Reza Arap
Penyanyi itu berharap kepada Allah yang terbaik untuknya, selama berlangsungnya penyakit yang dialaminya.
Dokter bilang hanya sedikit sekali kemungkinan bisa sembuh tetapi Allah memberi mukjizat yang terbaik padanya.
Pada akhirnya terapi yang dijalaninya selama tiga bulan sudah selesai juga, dan kini bisa beraktifitas kembali.***
