Nasehat Syekh Abdul Qodir Jaelani, Matilah Engkau Sebelum Mati, Apasih Maksudnya?

- 23 Januari 2022, 10:32 WIB
Ilustarasi kehidupan.
Ilustarasi kehidupan. /Pixabay/Pexels

MEDIA PAKUAN - Kematian adalah sesuatu yang pasti dan hal tersebut tentunya sudah diyakini oleh mereka yang memiliki agama.

Dalam Islam kematian bukanlah akhir dari dari kehidupan, setiap muslim berkeyakinan Kematian hanya salah satu tahapan sebelum kita mempertanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan selama di dunia.

Dalam ajaran islam, seseorang yang mengingat akan kematian dapat mempertebal keimanannya kepada Allah SWT.

Baca Juga: Tidak Heran Dibayar Rp5 Juta per Jam, Ternyata TKW Indonesia Ini Layani Customer Bukan Sembarang

Lalu kematian adalah sesuatu yang misterius dan sulit untuk diketahui, meskipun mengetahuinya kadang kita sebagai manusia melalaikannya.

Malah terlalu melihat dunia beserta isinya padahal dunia itu fana, dan kita hidup di dunia yang fana itu hanya sementara.

Oleh karena itu, banyak ahli tasawuf yang terus mencoba dan menggali kebenaran atau ikhtiar yang dilakukan untuk mendapatkan makna kehidupan.

Baca Juga: Lucinta Luna Jadi Kuli Bangunan, Netizen Berikan Respon Kocak

Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menuangkan gagasannya dalam salah satu kitabnya yang berjudul Al-Fath Ar Rabbani Wa Al-Faidh Ar-Rahmani.

Dalam bukunya tersebut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan, “Wahai hamba Allah, sadarilah bahwa engkau hanya sebatas diberi harapan. Maka, jauhilah segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla dengan kalbumu sehingga engkau dapat dekat kepadanya. Matilah engkau sebelum mati. Matilah engkau dari dirimu dan makhluk. Sungguh telah diangkat berbagai hijab dari darimu dan Allah Azza wa Jalla.”

Seseorang bertanya, “Bagaimana saya harus mati?” Lalu beliau menjawab, “Matilah ari mengikuti kemauan, hawa nafsu, tabiat dan kebiasaan burukmu, serta matilah dari mengikuti makhluk dan dari berbagai sebab.

TInggalkanlah persekutuan dengan mereka dan berharaplah hanya kepada Allah, tidak selain-Nya. Hendaklah engkau menjadikannya seluruh amalmu hanya karena Allah Azza wa Jalla dan tidak mengharapkan nikmat-Nya.

Baca Juga: Fuji dan Thariq Halilintar Kembali Bertemu, Denny Darko Memprediksi 10 Halangan yang Harus Dilewati

Hendaklah engkau bersikap ridha atas pengaturan, qadha dan tindakan-Nya. Jika engkau melakukan hal demikian, maka hidup dan matimu akan bersama-Nya.

Kalbumu akan menjadi tenteram. Dialah yang membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Kalbumu akan selalu menjadi dekat kepada-Nya, selalu terhubung dan bergantung kepadanya-Nya. Engkau akan selalu mengingat-Nya dan melupakan segala perkara selain Diri-Nya.

Selain satu nasehat tersebut, di dalam bukunya Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menuangkan nasehat-nasehat lainnya dengan tema seputar cara mengelola dan mendidik jiwa, hawa nafsu dan tentunya membersihkan hati.

Baca Juga: Pasukan Kurdi yang Didukung AS Melakukan Perlawanan Perang kepada Daesh di Suriah

Nasehat-nasehat tersebut diberikan agar kita dapat terhindar dari keburukan nafsu dan terus melatih dan menempanya.

Agar hati selalu terjaga dari ketakwaan, tawakal, dan ikhlas beramal hanya untuk Allah semata, maka niscaya hati akan terhindar dari kerusakan. Dengan Lisan dan juga hati kita harus tetap selaras dan tak henti-hentinya bersyukur.

Kedekatan kepada Allah adalah surga bagi manusia, sedangkan jauh dari Allah adalah neraka bagi mereka.

Alangkah indah keadaan seorang mukmin, baik didunia ataupun di akhirat. Di doa tidak berkeluh kesah atas keadaan yang dialami, setelah dia memahami bahwa Allah meridhoi.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah