Anda Tahu Coober Pedy! Kota Bawah Tanah di Australia Sangat Menawan Dikunjungi: Penasaran? Simak Artikel Ini

- 12 September 2023, 16:55 WIB
Potret kota bawah tanah Derinkuyu.
Potret kota bawah tanah Derinkuyu. /YouTube/Dicover With Ruhi Cenet/
 
MEDIA PAKUAN - Ternyata di era modern ini masih ada yang tinggal di bawah tanah. Apakah anda percaya? Yuk simak ceritanya.

Kondisi  ini  terjadi dipedalaman Australia. Dimana terdapat sebuah kota dimana semua bangunannya berada di bawah tanah.
 
Mulai dari gereja hingga tempat perkemahan.

Kota tersebut bernama Coober Pedy, ini bukanlah pemukiman bawah tanah pertama atau terbesar di dunia.
 
Tak hanya rumah, di sini juga dibangun hotel, museum, hingga gereja.
 
Salah satu hotel yang berada di bawah tanah Coober Pedy dalah The Desert Cave Hotel.
 
Baca Juga: Tahukah Anda! Bahaya Keseringan Nonton Film Dewasa, Rusak Fisik dan Mental: Pastinya Ketagihan

Sebenarnya tak semua bagian kota ini berada di bawah tanah, hampir separuh bagian lainnya kota ini tetap berada di darat.
 
Hanya saja, setengah penduduk lainnya memutuskan untuk hidup di bawah tanah, di gua-gua yang luas dan terowongan yang mereka sebut 'dugouts'.

Arah menuju Australia Tengah, berjarak 848 kilometer ke utara dari Adelaide, terdapat hamparan gurun pasir yang penuh teka-teki.
 
Baca Juga: Timnas Jerman Jadikan Julian Nagelsmann dan Matthias Sammer Kandidat Pelatih Baru, Siapa Unggul?

Pemandangan di sekelilingnya benar-benar sepi, senyap. Hanya tampak hamparan pasir merah jambu yang tak berujung, dengan semak di beberapa titik.

Tetapi ketika semakin mendekat ke kota tersebut ada sebuah kontruksi misterius.
 
Berupa gundukan tanah berwarna pucat yang terletak tidak beraturan.

60% populasinya masih menempati rumah yang dibangun di batu pasir dan batulanau.

Di beberapa area, satu-satunya tanda pemukiman terlihat dari lubang ventilasi.
 
Sehingga yang nampak  dari tanah di dekat pintu masuknya.
 
Baca Juga: Polisi Ungkap 3 Lokasi Syuting Asusila di Jaksel, 120 Film Disita Sebagai Barang Bukti

Seiring terjadinya gelombang panas yang melanda berbagai wilayah di dunia, strategi bertahan semacam ini terasa lebih baik dibandingkan sebelum-belumnya.

Orang-orang telah beralih ke bawah tanah untuk menghadapi iklim yang menantang selama ribuan tahun.

Mulai dari nenek moyang manusia di gua Afrika Selatan dua juta tahun yang lalu.
 
Hingga Neanderthal yang membangun tumpukan stalagmit yang tak bisa dijelaskan di gua Prancis pada zaman es sekitar 176.000 tahun lalu.

Bahkan simpanse pun mendinginkan diri di gua-gua, demi menghadapi panas ekstrem pada siang hari di tenggara Senegal.
 
Baca Juga: Polisi Amankan 43 Orang Terkait Kericuhan Unjuk Rasa di Batam

Pada era 1960 hingga 1970-an penduduk Coober Pedy menggunakan bahan peledak, beliung, dan sekop untuk memperluas rumah mereka.

Beberapa di antaranya tidak perlu digali sama sekali, dan banyak penduduk setempat memanfaatkan lubang tambang yang terbengkalai.

Ketika dunia menghadapi pemanasan global, mungkinkah aktivitas kita pindah ke bawah tanah?
 
Apakah kalian tertarik untuk mengunjunginya?***


Editor: Ahmad R

Sumber: berbagai sumber Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x