Network
MEDIA PAKUAN-Mendengar nama Pocong sudah pasti terbayang sosok hantu seram berwajah rusak dan terbalut kain kafan yang sudah kusam.
Tapi, kali ini penulis tidak membahas tentang bentuk hantu yang terkenal dengan keseramannya, namun mengungkap mitos bagaimana cara pocong berpindah tempat.
Selama ini masyarakat mengira pocong berpindah tempat dengan cara melompat-lompat, seperti yang digambar di dalam sebuah film.
Merujuk dari sejumlah artikel tentang mitos pocong, ternyata hantu ini berpindah tempat dengan cara melayang.
Baca Juga: Cek Fakta: Menteri Luhut Binsar Sebut Arak Bali Bisa Turunkan Angka Penderita Corona?
Harus diakui, penggambaran pocong yang tubuhnya terikat tali dari ujung kepala hingga kaki dan hanya menampakan wajah seramnya saja sudah dipastikan orang yang membayangkannya si hantu ini berjalan dengan cara melompat.
Meskipun hingga kini belum ada pembuktian bagaimana cara pocong berpindah tempat, tapi mitos menguatkan bahwa pocong berjalan dengan cara melayang-layang.
Selain itu, di beberapa artikel juga menyebutkan untuk pocong asli berjalannya dengan cara melayang, karena jika pocong itu palsu sudah dipastikan orang yang berperan menjadi hantu ini tidak bisa melayang-layang.
Baca Juga: Celananya Kerap Diturunkan Teman Sekamar, Pria Ini Dihukum 15 Tahun
Namun demikian, hingga saat ini keberadaan pocong hanya sebatas mitos yang bergelayut di dalam khayalan orang yang mempercayainya.
Di sisi lain, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim, arwah para nabi bertempat di surga dengan menikmati segala kenikmatannya.
Arwah para syuhada berada pada perut burung hijau yang berlalu lalang di surga sembari menikamati makanan dan minuman surga.
Arwah orang mukmin yang taat berada di taman surga, namun belum bisa menikmati hidangan surga melainkan hanya bisa menikmati keindahan panoramanya.
Baca Juga: [VIDEO] Reruntuhan Situs Kota Militer Jepang Hiroshima 2 Di Sukabumi Terlantar
Bahkan dalam hadis lain yang ditakhrij oleh Imam Bukhari, secara tegas Nabi menyebutkan tidak ada yang namanya arwah gentayangan.
Bahkan dalam hadis lain yang ditakhrij oleh Imam Bukhari, secara tegas Nabi Muhamad SAW menyebutkan tidak ada yang namanya arwah gentayangan.***
