Ditengah Pandemi Wabah Covid-19, Jamu Sebagai Minuman Tradisional Tak Lagi Dianggap Kuno: Pembuatan Mudah

- 22 Desember 2021, 17:01 WIB
Penampilan Inul Daratista saat menjadi tukang jamu gendong tradisional*/
Penampilan Inul Daratista saat menjadi tukang jamu gendong tradisional*/ /Instagram @inul.d/


MEDIA PAKUAN - Dalam keseharian kita pasti mengenal apa itu jamu, karena memang minuman tersebut adalah minuman tradisional di negara kita.

Minuman tradisional ini memang syarat manfaat dan umumnya digunakan masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga kesehatan. Apalagi seiring wabah pandemi Covid-19, jamu kini dicari

Selain akan kaya manfaat minuman tradisional ini memiliki sejarah yang panjang. Banyak ditemukan di Indonesia karena negara kita kaya akan rempah-rempah dan tumbuhan herbal.
 

Setiap daerah memiliki beragam tanaman yang berbeda hal tersebut menarik perhatian seorang peneliti pada tahun 2011.

Kemudian peneliti yang bernama Jacobus Bontius membuat sebuah komposisi yang mengulas tentang minuman herbal asak primuni ini.

Dalam proses pengolahannya pembuatan jamu tidak terlalu rumit, kebanyakan hanya mengambil sari dari perasan tanaman herbal atau bisa juga diproses dengan cara ditumbuk.
 
 
Beberapa macam tanaman seperti kunyit, temulawak, lengkuas, jahe, kencur, kaya manis Sementara tanaman gula jawa, gula batu atau jeruk nipis dipergunakan sebagai penambah rasa.

Dengan terjadinya pandemi beberapa tahun belakangan sampai saat ini, menjadikan jamu kembali diminta untuk menjaga kesehatan.

Meskipun jumlah permintaannya masih kecil sebuah asosiasi berharap bahwa jamu akan dimasukan ke dalam daftar warisan budaya di UNESCO dalam waktu dekat.
 

Saat ini paket jamu cair produksi sebuah farmasi lokal menjadi andalan untuk dikonsumsi dengan khasiat  menjaga diri dari flu, nyeri sendi dan penyakit ringan lainnya.

Tidak kalah oleh jamu hasil produksi farmasi saat ini jamu yang biasa dijual oleh penjual jamu yang berkeliling dan menawarkan racikannya kepada orang-orang.

Penilaian jamu berubah setelah Covid-19 melanda di negara kita dan orang-orang mencari cara alternatif untuk menjaga diri.

Tanaman seperti jahe, kunyit cepat habis di pasaran saat itu meskipun kementrian kesehatan mengeluarkan pernyataan bahwa tanaman herbal tidak menyembuhkan Covid-19.
 

Menurut data euromonitor international, penjualan produk herbal dan tradisional dalam kemasan di Indonesia melampaui $1 Miliar pada tahun 2020, melonjak dari tahun sebelumnya.

Bahkan perusahaan riset memperkirakan penjualan 2021 akan naik 8%.
Salah satu Produsen jamu terbesar di Negara kita yakni Sido Muncul penjualannya meningkat 23% dari tahun ke tahun.

Melihat hal tersebut saat ini jamu tidak hanya dianggap minuman kampung seperti beberapa tahun yang lalu.

Semakin hari meminum jamu tidak dianggap kuno, bahkan apabila pandemic ini berakhir.***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x