Mengapa 10 November Ditetapkan Hari Pahlawan? Inilah Sejumlah Peristiwa Sejarah Perlu Disimak

- 8 November 2021, 14:46 WIB
Hari Pahlawan jatuh pada tanggal 10 November 2021,  Ini penjelasannya.
Hari Pahlawan jatuh pada tanggal 10 November 2021, Ini penjelasannya. /ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho

MEDIA PAKUAN -10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan oleh Bangsa Indonesia.

Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Hari Pahlawan ditetapkan untuk memperingati pertempuran besar di Kota Surabaya. Pertempuran antara rakyat Indonesia dan pasukan Sekutu yang diboncengi penjajah Belanda.

Peristiwa  yang terjadi pasca kemerdekaan Republik Indonesia disebut-sebut pertempuran paling banyak menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Siap Jadi Panglima TNI, Siapa yang jadi KSAD?

 Peristiwa yang juga dikenal sebagai peristiwa 10 November tidak hanya banyak jatuh korban pejuang dan masyarakat. Juga banyak tentara sekutu mati tertembus peluru para pejuang.

Ada sejarah di balik mengapa tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan.

Seperti dikutip dari laman resmi pemprov Bone, Setelah Soekarno menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pemerintah mengeluarkan maklumat mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Nusantara. 

Baca Juga: Belasan Jam TKW Indonesia Layani Majikan, TKI: Kebayang Gak Capenya Terus Menerus Melayani Orang Arab

Perintah pengibaran bendera tersebut menyebar keseluruh wilayah Indonesia tak terkecuali Surabaya.

Pada 25 September 1945 tentara Inggris yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) berada di Surabaya.

Mereka bertugas untuk melucuti tentara Jepang dan memulangkanke negaranya. Termasuk membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang.

Baca Juga: Kenang Para Pejuang, Pemerintah Luncurkan Logo Hari Pahlawan Nasional Indonesia 2021: Tanam Nilai Kepahlawanan

Dan mengembalikan Indonesia kepada Belanda sebagai negara Jajahan.

Tentu saja hal ini memicu kemarahan rakyat Indonesia, mereka menganggap Belanda telah menghina dan melecehkan kemerdekaan Indonesia.

Rakyat Indonesia pun melakukan protes dengan berkumpul di depan hotel Yamato.

Mereka meminta bendera Belanda diturunkan dan diganti oleh Sangsaka merah putih.

Baca Juga: 16 Jam Melayani Majikan Arab Saudi, TKW Indonesia Ini Hanya Dikasih Jatah Makanan Bekas Walau Tenaga Terkuras

Perwakilan Indonesia dan Belanda melakukan perundingan yang berakhir ricuh pada 27 Oktober 1945 di hotel Yamato.

Kericuhan bermula saat Ploegman mengeluarkan pistol dan terjadi perkelahian, hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik hingga berakhir ricuh.

Saat itulah Hariyono dan Koesno Wibowo berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

Baca Juga: Lirik Rudal Iron Done Israel, Aljazair Sindir Maroko Sebagai Pembunuh yang Pengecut

Kemudian pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata

Namun, pada 30 Oktober 1945 kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak hingga mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.

Mallaby digantikan oleh Mayor Jenderal Robert Mansergh yang kemudian mengeluarkan ultimatum.

Ultimatum itu berisi perintah bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor serta meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.

Baca Juga: Usai Penembakan Dua Orang Kru Film hingga Tewas, Aktor Alec Baldwin Depresi Berat

Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.

Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah hingga terjadi pertempuran 10 November.

Kekuatan sekutu saat itu sekira 15.000 pasukan, hingga sekira 6000 rakyat Indonesia gugur pada pertempuran 10 November di Surabaya.

Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah.

Baca Juga: TKW Hongkong Ungkap Sering Tidur dengan Majikanya, Begini Posisinya

Meskipun kalah dan kehilangan anggota dan persenjataan, pertempuran yang dilancarkan pasukan Republik Indonesia membangkitkan semangat bangsa Indonesia.

Pertempuran di Surabaya memotivasi untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan menarik perhatian internasional.

Itulah mengapa tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan, karena pada hari tersebut segenap bangsa Indonesia yang diwakili para pahlawan berjuang dan bertempur demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x