Soekarno lahir dari perpaduan antara bangsawan kelas priyayi dari sang ayah dan keluarga Brahmana dari sang ibu yang taat beribadah.
Sehingga membuat Soekarno memiliki kultur dan kepercayaan yang kuat.
Dilansir dari buku Soekarno Hatta Ada Persamaan dan Perbedaanya (1983) karya Tamar Djaya, tahun 1907 Soekarno masuk sekolah dasar atau sekolah rakyat (SR) pada waktu itu, di Tulungagung.
Ia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo. Pada tahun 1908, Soekarno masuk ke Sekolah Dasar di HIS, kemudian melanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto pada tahun 1913.
Ayahnya mendidik Soekarno dengan disiplin tinggi, sehingga Soekarno dituntut untuk terus belajar membaca dan menulis.
Usaha tersebut membuat Soekarno termasuk murid yang unggul. Lulus dari ELS, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya pada 1916.
Di periode ini Soekarno bertemu dengan Tokoh Sarekat Islam, H.O.S Tjokroaminoto.Soekarno bahkan juga pernah tinggal di rumah kos milik Tjokroaminoto.
Tahun 1921, Soekarno menyelesaikan sekolahnya di HBS. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di Technische hoge School (THS) atau kini lebih dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB).Dan Soekarno berhasil memperoleh gelar insinyur di tahun 1926.***