Tiga Hal yang Membuat Abu Darda Tertawa dan Menangis, Kamu Wajib Tahu!

20 Januari 2023, 20:11 WIB
ilustrasi - tiga hal yang membuat Abu Darda tertawa dan menangis /

MEDIA PAKUAN - Abu Darda adalah seorang hakim di Damaskus. Dan ia adalah seorang ulama. Orang yang tenang. Dan seorang cendekia.

Pada masa khalifah Usman bin Affan, Abu Darda dipercaya menjadi hakim di Syam. Dia menjadi hakim yang disegani. Ia adalah mufti (pemberi fatwa) penduduk Syam dan ahli Fiqh penduduk Palestina.

Saat ada yang berkata kepada Abu Darda, “Tidakkah kau membenci saudaramu (semuslim) karena telah berbuat maksiat demikian dan demikian”? Ia berkata, “Yang aku benci adalah perbuatannya, tapi ia tetap saudaraku.

Kemudian Abu Darda berkata, “Ada tiga hal yang membuatku tertawa dan ada tiga hal juga membuatku menangis. Yang membuatku tertawa adalah para pengharap dunia, padahal kematian selalu membuntutinya. Seorang yang lalai, padahal tak ada yang membuatnya lalai. Orang yang tertawa kencang, padahal dia tak tahu apakah Allah ridha atau murka padanya.

Baca Juga: TKI Beruntung, Majikan Orang Arab Keturunan Madura Hidup Sukses di Arab Saudi: Miliki Rumah Mewah!

Dan yang membuatku menangis adalah berpisah dari orang-orang tercinta, Rasulullah dan sahabatnya. Kengerian saat sakaratul maut. Dan berdiri di hadapan Allah, sementara aku tak tahu apakah menuju surga atau neraka.”

Dalam kitab al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari (w. 256 H) memasukkan sebuah riwayat tentang Abu Darda yang berdoa sepanjang malam.

Abdullah bin Muhammad bercerita, ia berkata: Abu ‘Amir bercerita, ia berkata: Abdul Jalil bin ‘Athiyyah menceritakan dari Syahr, dari Ummu Darda’, ia berkata :

“(Di satu waktu) Abu Darda pernah menjalankan shalat malam lalu menangis dan berdoa, “Ya Allah, Engkau telah memperbagus penciptaanku, maka perbaguslah akhlakku,” (ia melakukannya) hingga pagi.

Baca Juga: Harus Kuat ! Begini Pekerjaan Asisten Rumah Tangga di Arab Saudi: Jangan Tergiur Kemewahan

Aku berkata, “Wahai Abu Darda, (kenapa) doa yang (kau panjatkan) sepanjang malam hanya (tentang) kebagusan akhlak?”

Ia menjawab, “Wahai Ummu ad-Darda, sesungguhnya seorang Muslim yang berakhlak bagus maka kebagusan akhlaknya memasukannya ke surga, dan (jika) berakhlak buruk maka keburukan akhlaknya memasukkannya ke neraka. Seorang hamba yang Muslim akan diampuni meski ia (sedang) tidur.”

Kemudian aku bekata (kepada Abu Darda’), “Bagaimana (bisa) ia diampuni padahal ia (sedang) tidur?”

Abu ad-Darda’ menjawab, “Saudaranya terbangun pada malam hari, melakukan (shalat) tahajud, kemudian berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka Allah mengabulkannya, lalu dia pun mendoakan saudaranya, (dan) Allah mengabulkannya juga.” (Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, Dar al-Hadits, 2005, h. 77-78).***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler