Kisah Tabah Waqiah di Sukabumi, Mengasuh Anaknya Penyandang Cerebral Palsy Selama 17 tahun

- 5 Juni 2024, 19:41 WIB
Seorang ibu di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi bernama Waqiah saat sedang mengasuh anaknya Abdurahman alias Abay penyandang cerebral palsy.
Seorang ibu di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi bernama Waqiah saat sedang mengasuh anaknya Abdurahman alias Abay penyandang cerebral palsy. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

Baca Juga: Pemuda di Citamiang Kota Sukabumi Luka-luka Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Dianiaya OTK

Kesehariannya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dalam mengasuh Abay membuka mata banyak pihak tentang apa itu arti tabah dan ikhlas. Waqiah tidak mengeluh dengan kehidupan yang saat ini dilakoninya.

Justru, dia mensyukuri setiap aktivitasnya menjadi ibu kandung dari Abay. Dia fokus mengurus Abay di rumah, sedangkan suaminya menjadi tulang punggung keluarga menjadi petani.

Pada 2021 silam, anak bungsunya itu sempat dioperasi karena mengalami gangguan pada ususnya. Pasca menjalani proses kolostomi atau operasi usus besar tersebut, kini Abay harus menggunakan kantong kolostomi tiap kali hendak buang air besar (BAB). Biaya pengobatan medis Abay selama ini ditanggung menggunakan BPJS Kesehatan. Abay juga kerap menjalani rawat jalan ke RSUD R Syamsudin SH.

Usai operasi tersebut, Waqiah kursus selama tujuh bulan kepada salah satu dokter di daerah Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Dia belajar cara membersihkan kolostomi menggunakan sarung tangan, kassa dan alat-alat khusus lainnya

Baca Juga: Kawanan Monyet Teror Pemukiman Warga Nagrak Sukabumi

"Ususnya di luar, kan BAB lewat belakang ya sekarang udah di sini itu yang jadi itu beli kantong (kolostomi) terus. Kalau dulu BAB di pampers," ucapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mengasuh Abay, menurutnya dibutuhkan biaya mencapai Rp250 ribu per harinya. Kebutuhan sehari-hari anaknya kerap ditanggung dari nafkah suaminya yang bekerja sebagai petani dan dari kakak-kakaknya Abay.

Kondisi Abay saat ini terbaring di atas kasur karena tidak bisa bergerak. Untuk makan, orang tuanya harus menyuntikkan makanan yang sudah dihaluskan melalui slang nasogastric tube atau sonde.

"Memang dengan turun naik ekonomi, sehari kantong kolostomi, susunya Rp250 ribu makan harus ngejaga ekstra tapi gimana. Susu sekarang mah ganti aja sama yang biasa, kolostomi, pampers sehari 4 kadang 5. Ibu tidak ingin menengadahkan tangan, tapi selalu ada saja yang ikhlas membantu, mungkin hikmahnya di situ," paparnya.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah