Petani Sukabumi Gigit Jari, Harga Pupuk Semakin 'Melangit'

- 25 September 2020, 07:57 WIB
/

Aisyah mengatakan petani terpaksa tidak bercocok di musim penghujan. Sebab bila dipaksakan sama sekali tidak sebanding dengan pendapatannya." Harga produksi lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan, "katanya. 

Sebenarnya, kata Aisyah, petani bingung kenapa harga pupuk bisa naik, sementara harga jual gabah tetap. Jika situasi ini berlanjut, tentu saja akan berdampak juga terhadap perkonomian petani di wilayahnya.

Baca Juga: Akurat 100 Persen, Anjing Pelacak di Finlandia Bisa Deteksi Pengidap COVID-19

" Harga gabah basah yang saya jual itu masih diangka Rp400 ribu per satu kwintal, dengan lahan yang saya miliki 2.500 are. Disisi lain harga pupuk naik, tapi harga gabah tetap. Saya pusing pak,"katanya.

Aisyah berharap pemerintah bisa memberikan solusinya, atas kenaikan pupuk tersebut. Ditambah pupuk subsidi juga susah di dapat. Petani mendesak pemerintah mencarikan solusinya. 

"Jangan seperti hari ini, petani berhenti memproduksi padi,"katanya.***

 

 

 

 

Halaman:

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x