Petani Sukabumi Gigit Jari, Harga Pupuk Semakin 'Melangit'

25 September 2020, 07:57 WIB
/

 

MEDIA PAKUAN-Memasuki musim penghujan  petani Kota Sukabumi hanya bisa mengeluh. Mereka kecewa harus menghentikan aktivitas bercocok tanah seiring harga pupuk melangit.

Kenaikan harga pupuk yang sulit dibeli, membuat petani harus menunggu hingga harga pupuk kembali turun.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang anggota  kelompok tani di Kampung Cibungur, Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Aisyah (57).

Baca Juga: Peringatan Dini, Sukabumi Berpotensi Diguyur Hujan Deras dan Angin Kencang

Dia mengaku merangkaknya harga pupuk terpaksa para petani  harus menghentikan tanam padinya.Padahal  sebelumnya, para petani sudah melakukan penggemburan lahanya.

"Tapi yang terjadi saat menebar bibit padi, harga pupuk telah merangkak naik hingga sulit dibeli," katanya.

Aisyah mengatakan harga pupuk jenis urea yang biasanya satu kilo itu dibandrol sekitar Rp2.500, kini menjadi Rp7 ribu/kg. Begitupun  jenis phonska yang tentu saja akan lebih tinggi dari harga pupuk urea.

Baca Juga: Dramatis! Petugas BPBD Sukabumi Selamatkan Kucing Di lorong Rumah

"Dulu harga Pupuk urea itu per karung mencapai Rp90 ribu, dan phonska per karungnya Rp115 ribu, tapi kata teman saya phonska itu menjadi Rp140 ribu per karungnya. Selain naik, pupuk juga sulit didapat saat ini,"katanya. 

Aisyah mengatakan petani terpaksa tidak bercocok di musim penghujan. Sebab bila dipaksakan sama sekali tidak sebanding dengan pendapatannya." Harga produksi lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan, "katanya. 

Sebenarnya, kata Aisyah, petani bingung kenapa harga pupuk bisa naik, sementara harga jual gabah tetap. Jika situasi ini berlanjut, tentu saja akan berdampak juga terhadap perkonomian petani di wilayahnya.

Baca Juga: Akurat 100 Persen, Anjing Pelacak di Finlandia Bisa Deteksi Pengidap COVID-19

" Harga gabah basah yang saya jual itu masih diangka Rp400 ribu per satu kwintal, dengan lahan yang saya miliki 2.500 are. Disisi lain harga pupuk naik, tapi harga gabah tetap. Saya pusing pak,"katanya.

Aisyah berharap pemerintah bisa memberikan solusinya, atas kenaikan pupuk tersebut. Ditambah pupuk subsidi juga susah di dapat. Petani mendesak pemerintah mencarikan solusinya. 

"Jangan seperti hari ini, petani berhenti memproduksi padi,"katanya.***

 

 

 

 

 

Editor: Ahmad R

Tags

Terkini

Terpopuler