MEDIA PAKUAN - SENO Nugroho (46) merupakan tokoh pewayangan yang sangat terkenal di Indonesia.
Seno atau lebih dikenal sebagai Ki Seno, sudah belajar mendalang sejak umur 10 tahun. Dia merintis selalu mengikuti ayahnya.
Dalam setiap Seno pentas, ia selalu membawakan tokoh Panawakan yaitu Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Dalam setiap Seno pentas, ia selalu membawakan tokoh Panawakan yaitu Semar, Petruk, Gareng dan Bagong.
Baca Juga: Dalang Kondang Ki Seno Meninggal Dunia, Inilah Sejarah Kariernya hingga Meninggal
Tokoh panawakan yang kini telah menghembuskan napas, Selasa, 3 November 2020 telah menjadi favoritnya. Tanpa tokoh tersebut Seno bukanlah seorang seniman.
Seno juga meiliki dalang favorit yang menjadi tokohnya yaitu, Ki Manteb Sudharsono, Ki Purbo Asmoro dan Ki Nartosabdo.
Dalang yang memiliki kesadaran baca tinggi. Buku favorit yang selalu dibacanya yaitu, buku-buku lakon, naskah dan gagrag pedalangan, buku-buku sastra serta biografi seniman.
Tokoh panawakan yang kini telah menghembuskan napas, Selasa, 3 November 2020 telah menjadi favoritnya. Tanpa tokoh tersebut Seno bukanlah seorang seniman.
Seno juga meiliki dalang favorit yang menjadi tokohnya yaitu, Ki Manteb Sudharsono, Ki Purbo Asmoro dan Ki Nartosabdo.
Dalang yang memiliki kesadaran baca tinggi. Buku favorit yang selalu dibacanya yaitu, buku-buku lakon, naskah dan gagrag pedalangan, buku-buku sastra serta biografi seniman.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Keberadaan Gunung Wayang di Ciracap Sukabumi
Sementara itu, ia juga pernah ke Balanda dan Belgia bersama koreografer Miroto mengadakan kolaborasi tari dan wayang.
Seno mampu menguasai dan mampu memadukan dua gaya pakeliran yaitu, Yogyakarta dan Surakarta.
Banyak pengalaman menarik Seno saat mendalang, salah satunya adalah ketika pentas di Wonosobo. Diiringi penggender dan gendang saja, dia tampil meyakinkan.
Selain pengalaman menarik yang dialami, terdapat juga keluhan yang dihadapi Ki Seno saat mendalang.
Sementara itu, ia juga pernah ke Balanda dan Belgia bersama koreografer Miroto mengadakan kolaborasi tari dan wayang.
Seno mampu menguasai dan mampu memadukan dua gaya pakeliran yaitu, Yogyakarta dan Surakarta.
Banyak pengalaman menarik Seno saat mendalang, salah satunya adalah ketika pentas di Wonosobo. Diiringi penggender dan gendang saja, dia tampil meyakinkan.
Selain pengalaman menarik yang dialami, terdapat juga keluhan yang dihadapi Ki Seno saat mendalang.
Baca Juga: Wayang Sukuraga Sukabumi Tembus Mancanegara.
Keluhan tersebut yang membebani Seno saat pentas yaitu, saat penonton meminta kemampuan yang lebih darinya.
Selain menjadi seorang dalang, Seno juga sering kali mendapat order sebagai koreografer tari, iringan tari dan penata lakon.***
Sumber: Wayang
|
|