Tahun Ini Tradisi Rasulan Warga Gunung Kidul Berlangsung Sederhana

- 3 Oktober 2020, 15:23 WIB
Kirab budaya mewarnai tradisi rasulan yang berlangsung 2017 silam.
Kirab budaya mewarnai tradisi rasulan yang berlangsung 2017 silam. /Tribratanews Gunungkidul

MEDIA PAKUAN - Tradisi Rasulan merupakan ungkapan rasa syukur warga Kelurahan Kepek, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, atas hasil panen beberapa pekan sebelumnya.

Tradisi rasulan biasanya harus  melewati prosesi panjang, beberapa hari sebelum pelaksanaan masyarakat harus sudah melakukan ritual terlebih dahulu.

Tradisi ini biasanya diadakan secara meriah dengan berbagai hiburan rakyat, namun kali ini warga hanya dapat melakukan tradisi ini secara sederhana akibat dampak Covid 19.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris dan Seri A Liga Italia Malam Ini Hingga 5 Oktober 2020

Tak banyak juga sanak sodara yang hadir, padahal biasanya tradisi ini menjadi ajang silaturahmi.

Kepala Rukun Warga (RW) Padukuhan Bansari, Kapanewon Kepek, Supriyono mengatakan, warga hanya melakukan doa bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat.

Mereka membawa serta berbagai makanan di balai padukuhan masing masing.

Baca Juga: Hidayah Nathalie Sampai Jadi Mualaf: Mendengar Orang Bersyahadat Lewat Mimpi

"Ditengah Pandemi Covid -19 puncak utamanya kenduri di balai  padukuhan masing-masing. Aneka makanan seperti nasi, lauk, sayuran, hingga ayam ingkung dikumpulan diberi doa dan dibagikan kepada warga," katanya.

Ia menambahkan, bahwa makanan yang dibagikan di taruh dalam anyaman daun kelapa yang dinamakan "sarang" satu warga biasanya memperoleh satu sarang yang berisi makanan komplit lengkap dengan lauk pauk.

Dirinya mengaku, perayaan Rasulan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena tidak ada lagi hiburan, tidak ada gelak tawa keluarga atau teman yang datang ke rumah yang merayakan rasulan.

Baca Juga: 6 Usaha Keras BLACKPINK Dibalik Pembuatan 'The ALbum' yang Mengharukan

Kalapun ada jumlahnya hanya sedikit karena mesti memeratikan protokol kesehatan.

"Biasanya pada rasulan ini sudah seperti hajatan, seluruh warga masak banyak. Namun tahun ini masaknya lebih sedikit, karena untuk hantaran ke saudara, dan kenduri saja," ucap Supriyono.

Upacara kenduri pun dilakukan sederhana mulai pukul 07.00 WIB tak banyak warga yang hadir satu RT hanya mewakilan beberapa orang.

Baca Juga: Bocoran Terbaru dan Terkini Tanggal Peluncuran iPhone 12

Mereka mengikuti secara khusyu kenduri yang dipimpin oleh salah satu pemuka agama.

Secara umum upacara kenduri menggunakn do'a agama islam, namun bagi yang menganut agama lain boleh berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing.

Kepala Kundha Kabudayan Gunungkidul, Agus Kamtono mengatakan, tradisi rasulan biasanya dilakukan sejak bulan April hingga bulan Juli.

Namun, karena saat ini masa pandemi, jadi tidak melibatkan massa dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Konsul Jenderal RI Apresiasi WNI yang Ikut Padamkan Kebakaran di Amerika Serikat

Mereka hanya melakukan tradisi secara mandiri dengan hanya melakukan kenduri sederhana.

Tradisi ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat meski pandemi Covid-19.

"Hanya mengimbau kepada masyarakat melaksanakan rasulan monggo silakan, yang pertama perlu diperhatikan protokol kesehatan," tuturnya.*** (wati Hoerudin)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah