Network
MEDIA PAKUAN - Laporan terkini dari Gunung Merapi pada 20 Januari 2021, terjadi 47 kali guguran lava pijar berjarak luncur 1 kilometer ke arah barat laut, dini hingga pagi hari.
Terjadi pula tiga kali awan panas guguran berjarak luncur 700-1.200 meter ke arah barat daya dari Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memberitahukan bahwa awan panas guguran terjadi pada pukul 00.59 WIB, 05.12 WIB dan 05.35 WIB.
Baca Juga: Washington DC Bak Kota Hantu dan Kamp Militer AS, Gelar Hari Pelantikan Joe Biden
Kejadian-kejadian di Gunung Merapi tercatat oleh alat seismogram beramplitudo 13-21 mm dengan durasi 116-198 detik.
Dalam pengamatan kegempaan, sudah terjadi 36 kali gempa guguran beramplitudo 3-20 mm dengan durasi 12-170 detik.
Teramati juga satu kali gempa fase banyak beramplitudo 3 mm dengan durasi 10 detik, dan satu kali gempa tektonik beramplitudo 60 mm dengan durasi 110 detik.
Namun, asap berwarna putih masih belum terlihat keluar dari puncak Gunung Merapi saat ini.
Maka dari itu, cuaca di Gunung Merapi masih cerah dan berawan, ditambah dengan tiupan angin sedang kearah barat.
Baca Juga: Pemerintah Salurkan Kembali program BSU, Ida : Masih Ada Rekening Penerima yang tidak Valid
Suha udara di sekitaran Gunung Merapi yaitu 13,6-26,1 derajat selsius, dengan kelembaban udara 28-90 persen bertekanan 757,1-944,6 mmHg.
Seperti yang diketahui sebelumnya, kemarin pada 19 Januari 2021, awan panas di Gunung Merapi teramati dengan jarak luncur 1.800 meter, ke barat daya.
Sampai saat ini, status Gunung Merapi masih level III berarti masih siaga dengan potensi bahaya berupa guguran lava.
Baca Juga: Terkenal Ramah dan Ganteng, Anak Sulung Syekh Ali Jaber Dilamar Ustadz Mansur Maulana
Guguran lava Gunung Merapi membahayakan beberapa sungai diantaranya sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih berjarak 5 kilometer.
Bila terjadi letusan eksplosif, maka semburan material vulkanik akan beradius 3 km dari puncak.***
