Khawatir Ditinggalkan Pengguna, WhatsApp Akhirnya Menunda Kebijakan Baru

- 19 Januari 2021, 15:23 WIB
WhatsApp tunda pembaharuan fitur bisnis karena adanya kekhawatiran dari pengguna tehadap kebijakan privasi WhatsApp
WhatsApp tunda pembaharuan fitur bisnis karena adanya kekhawatiran dari pengguna tehadap kebijakan privasi WhatsApp /Pixabay/Betshy

MEDIA PAKUAN-Platform berpesan milik facebook, WhatsApp, akhirnya menunda pelaksanaan kebijakan privasi baru yang bertujuan meningkatakan transaksi bisnis di plaform tersebut.

Pasalnya dalam beberapa hari terakhir, pengguna berbondong-bondong meninggalkan WhatsApp karena aplikasi akan menangguhkan akses ke akun mereka jika mereka tidak menyetujui persyaratan baru.

Hal itu memicu protes global dan membuat pengguna bermigrasi ke aplikasi perpesanan saingan, termasuk Telegram dan Signal.

Baca Juga: UMKM Mau Bermitra dengan Perusahaan Besar? Simak Tiga Arahan Presiden Jokowi

Dikutif Mediapakuan.com dari Antara menurut Reuters,pertanggal 15 Januari 2021 WhatsApp akan menunda peluncuran kebijakan baru hingga Mei mendatang.

Pembaruan tersebut difokuskan pada kemungkinan pengguna untuk mengirim pesan dengan fitur bisnis, dan pembaruan tersebut tidak memengaruhi percakapan pribadi, yang akan terus dilindungi enkripsi ujung ke ujung atau end-to-end encryption.

"Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," kata WhatsApp. "Meski tidak semua orang berbelanja dengan fitur bisnis di WhatsApp saat ini, kami pikir lebih banyak orang akan memilih untuk melakukannya di masa depan dan penting orang-orang mengetahui layanan ini," WhatsApp menambahkan.

Baca Juga: Muslim Prancis Cemas Islamofobia Meningkat, 36 LSM Muslim dari 13 Negara Ajukan Petisi ke PBB

Kebijakan privasi sedang diperbarui karena WhatsApp menambahkan fitur untuk memungkinkan pengguna mengirim pesan langsung ke bisnis di platformnya.

Karena aplikasi tidak akan berfungsi untuk pengguna yang tidak menyetujui persyaratan privasinya, tersebar pemahaman bahwa Facebook memberikan ultimatum kepada pengguna WhatsApp, yaitu menyerahkan data atau keluar dari aplikasi.

"Pembaruan ini tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook," tambah postingan tersebut.

Baca Juga: Kristen Gray WNA AS, Ajak Bule untuk Pindah ke Bali Saat Pandemi, Inilah Komentar Netizen Indonesia

Jutaan pengguna telah bergabung dengan layanan perpesanan terenkripsi lainnya dalam beberapa hari terakhir.

Aplikasi seperti Signal dan Telegram mengalami lonjakan jumlah unduhan seiring meningkatnya kekhawatiran, dengan CEO Tesla Elon Musk men-tweet "Gunakan Sinyal" kepada lebih dari 40 juta pengikutnya.

Jumlah unduhan Signal meningkat 18 kali lipat pada hari Minggu daripada pada 6 Januari, hari di mana WhatsApp mengumumkan perubahan privasinya.

Baca Juga: Bilang Dinas Malah Mesum di Hotel Kepergok Istri Sah, ASN Ini Malah Keluarkan Surat Nikah Palsu

Telegram mengatakan bahwa kekhawatiran itu menyebabkan lebih dari 25 juta pengguna baru bergabung dengan layanannya hanya dalam kurun waktu 72 jam, membuat aplikasi tersebut tercatat memiliki total unduhan lebih dari 500 juta.***

Sumber : Antara,Portaljember

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x