Network
MEDIA PAKUAN - Bareskrim Polri mengungkap Tindak Pidana Pencucian Uang Jaringan Internasional BEC (Bissiness Email Compromise).
Diduga ada beberapa pihak yang terlibat, di antaranya ada warga negara asing dari Nigeria yang dibantu oleh warga Indonesia.
Yang menjadi korban dari kasus pencucian uang jaringan Internasional ini sendiri adalah perusahaan dari Belanda.
Baca Juga: Berikan Kompensasi Rp39,205 Miliar pada Korban Terorisme, Presiden Jokowi: Ini Tidak Sebanding
Tersangka memanfaatkan situasi pandemi, dimana negara-negara mencari peralatan pencegahan Covid 19, seperti APD ataupun alat rapid.
Dalam kejahatan tersebut Kepala Bareskrim Polri menyampaikan bahwa pihaknya telah menangani lima kasus yang melibatkan lintas negara. Tiga kasus di antaranya terkait dengan Covid 19, dan dua kasus terkait transfer dana inventasi.
"Terkait dengan kejahatan ini Bareskrim telah menangani 5 kasus melibatkan lintas negara, tiga kasus terkait dengan Covid 19, itu ada 3 negara, dan 2 kasus terkait dengan transfer dana dan inventasi," kata pihak Bareskrim Polri seperti yang dikutip Media Pakuan dari laman Instagram @divisihumaspolri, Kamis, 17 Desember 2020.
Baca Juga: Ingin Dapat Token Listrik Gratis Desember dengan Cepat dari PLN? Buruan Cek Sekarang Disini
Dalam keterangannya Kepala Bareskrim juga menyampaikan bahwa negara-negara yang terkait yakni Italia, Belanda, Jerman, Argentina, dan Yunani.
"Adapun yang terkait dengan Covid yaitu negara Itali, Belanda, dan Jerman, sedangkan yang terkait dana dan inventasi yaitu Argentina dan Yunani," katanya.
Kasus tersebut diungkap setelah pada 3 November 2020 lalu Bareskim Polri menerima laporan dari pihak Interpol Belanda
Dan kini pihak Bareskrim telah mengamankan sejumlah tersangka yang terlibat kasus tersebut.***
