Pemerintah Pastikan tidak Bebani Masyarakat Terkait Harga Vaksin Covid-19

20 Oktober 2020, 12:50 WIB
Ilustrasi Covid-19. Pandemi ini merupakan tantangan global utama bagi seluruh masyarakat internasional./Pixabay /

MEDIA PAKUAN-Pemerintah pastikan tidak akan membebani masyarakat terkait harga vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang rencananya akan diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebanyak 17 juta per bulan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah mempertimbangkan untuk melindungi seluruh masyarakat saat menjawab pertanyaan soal harga vaksin Covid-19.

Baca Juga: Puluhan Pegawai Pemkab Purwakarta Dikerahkan Perangi COVID-19

"Tentunya pemerintah tidak ingin memberatkan masyarakat," ungkap Prof Wiku.

Wiku juga menjelaskan soal skema penyebaran vaksin akan dilakukan berdasarkan prioritas mengingat produksi vaksin secara bertahap.

Mekanisme prioritas itu mengacu pada orang yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 seperti Dokter, tenaga kesehatan, dan perawat yang setiap hari bersentuhan dengan pasien Covid-19.

Baca Juga: Protokol Kesehatan Jangan Ditinggalkan Meski Vaksin COVID-19 Sudah Ada

"Nanti ada pertimbangan tersendiri apakah diberikan kepada orang yang berisiko tinggi dan juga diberikan ke daerah," jelas Prof. Wiku.

Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan harga vaksin Covid-19 berada di kisaran Rp200 ribu.

Harga itu, kata Bambang, masih perkiraan yang kemungkinan bisa di bawah atau lebih tinggi.

“Ini baru kisaran saja, harga bisa di atas atau di bawah nantinya (setelah diperhitungkan secara detail)," kata Bambang Heriyanto melalui Zoom.

Baca Juga: Mendagri Mengimbau Agar Sebelum Liburan Pastikan Tubuh Tidak Terinfeksi COVID-19

Bambang menjelaskan pihaknya telah melakukan serangkaian persiapan sebelum melakukan produksi vaksin setelah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).

Adapun produksi vaksin Covid-19 tidak bisa mengacu kapasitas maksimal 250 juta dosis melainkan secara bertahap.

“Sekitar 16 juta dosis sampai 17 juta dosis per bulan yang bisa diproduksi tergantung waktu suplai dari Sinovac," ujar Bambang.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Covid.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler