MEDIA PAKUAN - Hal itu dikemukakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, dalam sambutannya pada peringatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sabtu 29 Juni 2024, di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa strategi yang paling tepat untuk menekan angka stunting adalah tetap mengikuti strategi nasional (stranas).
“Ada dua, bagaimana kita mengintervensi faktor sensitif dan spesifik. Keduanya harus simultan dijalankan. Secara khusus, strategi yang paling efisien adalah mendiagnosis dengan tepat. Sehingga kita tahu keluarga berisiko tinggi stunting yang mana, dan bayi yang stunting yang mana. Ibu hamil, pra nikah menjadi bagian penting untuk mencegah stunting baru," jelas dokter Hasto.
Sesuai stranas percepatan penurunan stunting, semua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang hadir dengan jumlah lebih dari 10 ribu sudah berkomitmen baik.
“Kita melakukan sosialisasi dan edukasi, dan juga sudah melakukan pendataan untuk gerakan serentak intervensi dan juga percepatan penurunan stunting. Hari ini penimbangan, dan pendataan tinggi badan, pengukuran sudah mencapai 92,29 persen di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Dengan demikian, perbedaan antara Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 dan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang dipertanyakan para kepala daerah dapat segera terjawab.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan dilakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap data yang bapak ibu kepala daerah berikan, dan segera angka tersebut akan diselesaikan,” jelas dokter Hasto.
Dalam penanganan stunting, dokter Hasto pun menyampaikan hasil intervensi yang dilakukan setiap hari membuahkan hasil yang semakin membaik.
“Kita bersyukur ada faktor sensitive, termasuk yang sangat populer, perkawinan usia anak mengalami penurunan secara signifikan yaitu 6,92 persen. Termasuk menurun dispensasi nikahnya, dari hari ke hari faktor yang membuat stunting membaik.”
Baca Juga: Peluang Emas! Lowongan Kerja BUMN KAI Services Untuk D3 S1 Bulan Juni 2024, Begini Cara Melamarnya!
Namun, di sisi lain, angka perceraian terus meningkat. “Kita perlu prihatin angka perceraian meningkat dań bahkan terakhir mencapai 516.344 kasus perceraian. Saya kira ini perlu mendapat perhatian kita semua di Hari Keluarga ini.”
Latar belakang perceraian, menurut dokter Hasto, karena banyaknya 'toxic people', 'toxic relationship', 'toxic friendships' yang akhirnya di dalam keluarga terjadi uring-uringan.
Sehingga akhirnya bercerai, mayoritas karena perbedaan kecil-kecil yang berkepanjangan,” jelas dokter Hasto.***