Hingga Saat Ini Satgas COVID-19 belum Miliki Data Realtime Pasien Positif

24 September 2020, 22:45 WIB
Petugas medis membawa jenazah pasien COVID-19 saat proses pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Alue Tampak, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Minggu 6 September 2020). /Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas./

MEDIA PAKUAN-Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia mengakui hingga saat ini pihaknya belum memiliki data real time kasus pasien yang terkonfirmasi positif.

Dikutip dari  Galamedianews.com berjudul "Satgas Covid-19 Belum Miliki Data Real Time Pasien Positif di Indonesia", Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pihaknya terus memperbaiki kualitas data Covid-19.

“Kami tidak lelah untuk selalu perbaiki kualitas dan integrasi data di Indonesia. Sinkronisasi data ini memang sebuah pekerjaan yang berat. Indonesia tidak pernah siap, begitu juga banyak negara dunia yang tidak siap,” ujarnya saat melakukan konferensi pers, Kamis 24 September 2020.

Baca Juga: Berstatus Terdakwa, Jaksa Pinangki Jalani Sidang Perdana Kasus Suap

Dia menyebut tantangannya Indonesia adalah negara besar yang terdiri ribuan pulau, 514 kabupaten/kota dengan ribuan titik pencatatan.

Dia menyebut titik pencatatan ini perlu disinkronisasi untuk masuk data nasional di Kementerian Kesehatan sehingga akhirnya bisa divalidasi dan diumumkan pada publik.

Baca Juga: Kemenag Siapkan Regulasi Menjelang Pembukaan Kembali Ibadah Umrah

“Untuk bisa dapatkan data real time sangat banyak hambatan dan tantangan yang harus dilalui baik dari pencatatan, pelaporan sampai terkumpul sebuah sistem data terintegrasi dari seluruh daerah. Juga dari karakteristik geografis kita,” jelasnya.

Wiku menambahkan Satgas Covid-19 terus berusaha dekati penampilan data secara real time.

Baca Juga: Wow, Rubik Terkecil di Dunia Dijual Rp28 Juta

“Kami tidak mau menyerah dengan keadaan dan terus berupaya berikan yang terbaik untuk bangsa. Mohon bersabar dan mohon kami didukung agar pencatatan menjadi semakin baik dan tidak ada perbedaan antara pusat dan daerah. Sehingga pengambilan keputusan bisa akurat karena data yang berkualitas,” pungkasnya.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Galamedianews

Tags

Terkini

Terpopuler