Waspada Gelombang Tinggi! BMKG Ingatkan Natal dan Tahun Baru Diguyur Hujan Sangat Lebat : Harus Hati-Hati

23 Desember 2022, 08:17 WIB
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Pada 22-27 Desember 2022, Tinggi Gelombang Mencapai 4 Meter.* /Instagram.com/infobmkg

MEDIA PAKUAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada periode tanggal 21 - 27 Desember 2022.

Adapun wilayah perairan Indonesia yang perlu diwaspadai di ungkap BMKG terdapat dua. Kategori. 

Yakni kategori tinggi gelombang 2.5 – 4.0 m : Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Nias, Perairan Kep. Mentawai, Perairan Barat Enggano Hingga Lampung.

Baca Juga: Penuh dengan Ambisi, Andritany Bertekad Persija Jakarta Tidak Keluar dari Posisi 5 Besar :Lawan PSS Sleman

Termasuk di Samudra Hindia Barat Sumatera, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa Hingga Ntb, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur Hingga Ntb, Perairan Anambas – Natuna.

Hingga Perairan Subi – Serasan, Laut Jawa Bagian Tengah Dan Timur, Laut Sulawesi Bagain Tengah Dan Timur, Perairan Utara Sulawesi, Perairan Kep. Sitaro Bagian Barat, Perairan Kep. Sangihe Dan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera Hingga Papua Barat.

Adapun kategori tinggi gelombang 4.0 – 6.0 m akan terjadi di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat Dan Tengah. Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG, Dwikorita. 

Baca Juga: Akhir Musim Pertama! Persija Jakarta Ingin Raih Kemenangan pada Akhir Musim BRI Liga 1 Saat Lawan PSS Sleman

Dia meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Apalagi menurutnya, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.

Pemerintah dan masyarakat, katanya harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujarnya.

Baca Juga: Berikut Jadwal Layanan SIM Keliling Bandung hari ini 23 Desember 2022

Pemerintah Daerah, kata Dwikorita, perlu lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Perlu juga digencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.

Sementara itu, lanjut Dwikorita, bagi penyedia transportasi penyeberangan dan masyarakat pengguna perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Baca Juga: Ungkap Kunci Kemenangan! Pasca Tumbangkan Persita, Pelatih Persib Bandung Buka Rahasia: Apa itu?

Selain itu, Dwikorita BMKG merilis peningkatan curah hujan diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.

Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Selain itu, meningkatnya intensitas seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.

"Serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, " katanya

Dia mengatakan dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia.

Baca Juga: Meski Menang Tipis, Arsan Makarin Bersyukur Bawa Persib Curi Tiga Poin: Kalahkan Persita di Laga BRI Liga 1

Kondisi ini, kata dia dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi.

Termasuk peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.

Dan yang keempat, kata Dwikorita terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

"Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur," papar Dwikorita. ***

Editor: Ahmad R

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler