Pemerintah Korea Ngotot Jalankan Vaksinasi Meski 48 Warganya Meninggal Dunia

- 27 Oktober 2020, 23:30 WIB
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin /Pixabay/ckstockphoto./

MEDIA PAKUAN - Jumlah warga Korea Selatan (Korsel) yang meninggal dunia setelah menjalani vaksinasi terus bertambah.

Otoritas Korsel mencatat terdapat 48 warga yang meninggal duia setelah mendapatkan vaksinasi sejak akhir pekan lalu, 24 Oktober 2020.

Meski demikian otoritas kesehatan Korsel mengaku akan tetap melanjutkan program vaksinasi.

Baca Juga: Waspada Penyebaran Maasif COVID-19 saat Libur Panjang

Pasalnya kematian puluhan warganya tersebut tidak berkaitan langsung dengan penggunaan vaksin.

Berbeda dengan otoritas Singapura, peristiwa yang terjadi kejadian di Korsel tersebut telah memaksa mereka untuk bertindak cepat.

Pihak pemerintah Singapura memutuskan untuk menangguhkan penggunaan dua vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra bagi warganya.

Baca Juga: Dampak Buruk jika Pandemi COVID-19 Berkelanjutan

Demikian dilansir dari Pikiran-rakyat.com dalam artikelnya berjudul "48 Meninggal Setelah Divaksin di Korea Selatan, Singapura Bereaksi".

Hingga dilaporkan Reuters, Minggu, 25 Oktober 2020 malam, belum ada laporan mengenai kasus kematian yang berhubungan dengan vaksinasi flu di Singapura.

Namun pemerintah memilih mengambil langkah preventif, menurut Kementerian Kesehatan dan Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura, dalam pernyataan resmi.

Baca Juga: Pemkot Depok Tetapkan 238 RW Sebagai wilayah Pembatasan Sosial Kampung Siaga COVID-19

Vaksin SKYCellflu Quadrivalent merupakan hasil produksi perusahaan SK Bioscience asal Korea Selatan yang didistribusikan secara lokal di Singapura oleh AJ Biologics, sementara VaxigripTetra diproduksi oleh Sanofi, perusahaan asal Prancis, dengan distributor Sanofi Aventis.

Dua vaksin influenza lainnya yang masuk ke Singapura, untuk mengantisipasi musim flu tahun 2020/2021 di wilayah bumi bagian utara, mungkin akan dilanjutkan penggunaannya, kata otoritas kesehatan negara itu.

Sementara, Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), Jeong Eun-kyeong, memastikan pihaknya masih menyelidiki penyebab warga Korea yang meninggal setelah divaksin tersebut.

Baca Juga: PLN Pastikan seluruh Wilayah di Sukabumi Teraliri Lisstrik

“Kami belum menemukan hubungan langsung antara kematian dan vaksin, atau hubungan antara efek samping suntikan flu dan kematian,” jelasnya.

"Kami telah meninjau apakah layak melanjutkan vaksinasi atau lebih baik menunda dan menunggu hasilnya."

“Kami sampai pada kesimpulan bahwa kematian tersebut tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi mengingat keterbatasan data yang kami miliki sekarang dan tanpa laporan post mortem yang rinci,” lanjutnya.

Baca Juga: Seorang Terkonfirmasi Positif Setelah Dua Pekan Warga Sukabumi Tertular Covid-19 Bertambah

"Mengingat tidak ada efek samping parah yang parah yang dilaporkan dari vaksin tertentu, kami memutuskan untuk tidak menghentikan vaksinasi flu."

Jeong menambahkan bahwa kematian mungkin akibat syok anafilaksis, reaksi alergi yang serius terhadap imunisasi, meskipun penyelidikan epidemiologi dan otopsi masih berlangsung.

Korea Selatan saat ini sedang melaksanakan program vaksinasi flu nasional, di mana 8,36 juta orang telah menerima suntikan. Total sekitar 12,97 juta orang telah divaksinasi.

Baca Juga: Anggota KKB Tewas saat Baku Tembak dengan TNI Polri

Sebagian besar dari sembilan kematian terjadi pada individu berusia 65 atau lebih atau dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Namun, salah satu korban tewas adalah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang meninggal dua hari setelah disuntik vaksin. Selain kematian, setidaknya 431 orang menunjukkan respons abnormal setelah menerima suntikan termasuk reaksi lokal, alergi, dan demam.

"Kami merasa menyesal atas keprihatinan orang-orang atas suntikan flu gratis dan melihat situasi dengan serius," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Ganglip pada jumpa pers.*** (Gita Pratiwi/Pikiran Rakyat)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x