Kemenangan Yaman di Laut Merah, Dominasi Maritim AS Runtuh

- 24 Februari 2024, 22:42 WIB
 Kapal Inggris Rubymar tenggelam di hantam oleh rudal balistik di Laut Merah oleh tentara Yaman
Kapal Inggris Rubymar tenggelam di hantam oleh rudal balistik di Laut Merah oleh tentara Yaman /Tangkapan layar

MEDIA PAKUAN - Yaman dan rakyatnya dikenal telah menorehkan sejarah contoh perjuangan tanpa pamrih melawan serangan asing di masa lalu, beberapa peristiwa penting melawan kolonialisme telah tercatat dalam sejarah.


Dalam artikel yang ditulis oleh Alexander Tuboltsev di Al Mayadeen dalam sejarah modern, Yaman kembali bertempur di Laut Merah, jalur penting bagi Afrika, Eropa, Timur Tengah, serta Asia Selatan dan Tenggara.


Menurutnya Yaman yang menguasai Laut Merah, telah menjadi kuburan hegemoni maritim AS, dimana doktrin angkatan laut Amerika telah terbukti runtuh. Pertempuran bangsa Yaman mendukung bangsa Palestina melawan Israel yang didukung oleh AS dan NATO ini, berdampak terhadap pelayaran, perdagangan, ekonomi internasional, dan menelan kerugian keuangan yang sangat besar.

 

 


Gagasan untuk mendominasi laut di cetuskan oleh Laksamana Muda Amerika Alfred Mahan pada abad 19. Menurutnya menguasai laut adalah makna utama perang, sebagai sarana untuk melakukan operasi ofensif di lepas pantai musuh, melindungi perdagangan bebas, dan untuk operasi aliansi multi-negara yang agresif di luar negeri.

 


Dengan doktrin itulah AS terus-menerus mengirimkan kelompok kapal induknya ke berbagai belahan dunia untuk tujuan mengintimidasi bangsa lain. Mereka muncul di Laut Mediterania, Laut Merah, dan Baltik, di lepas pantai Asia Tenggara dan Semenanjung Korea. Melakukan tindakan agresi, menembakkan rudal jelajah terhadap negara-negara berdaulat


Amerika Serikat terus menggunakan laut sebagai basis dan pilar hegemoni untuk ekspansi, dan mengontrol jalur perdagangan internasional.


Dimasa lalu AS menyerang negara kecil yang tidak dapat memberikan perlawanan di laut, seperti Grenada (negara yang tidak memiliki angkatan laut) pada 1983. Invasi ke Panama pada tahun 1989 dan Haiti pada tahun 1994.


Tindakan agresi ini berbuah intimidasi, intervensi dalam urusan luar negeri dan menggulingkan pemerintah yang ada. Tidak adanya perlawanan di laut, AS  melanjutkan serangan ke Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menjadipusat untuk menyerang Libya, Irak, dan Suriah.


Namun di tahun 2024 ini Yaman memasuki pertempuran melawan agresor NATO di Laut Merah, melancarkan operasi terhadap kapal-kapal yang menuju ke Israel. menenggelamkan banyak kapal milik Barat.

 

 


Armada kapal induk AS dan Inggris mulai melancarkan serangan rudal, namun Yaman tidak bergeming mempertahankan diri dengan meluncurkan rudal anti-kapal ke sasaran musuh.


Rakyat Yaman yang menyatakan dukungannya terhadap gerakan Ansar Allah, menjadikan perlawanan menjadi semakin berkobar, konflik yang akan memakan waktu lama yang berarti kekalahan bagi AS dan sekutunya .***
.

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Almayadeen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x