Dipicu Ekonomi Memburuk, Ribuan Warga Rebut Istana Kepresidenan Sri Lanka: Gotabaya Rajapaksa Dipaksa Mundur

- 10 Juli 2022, 08:04 WIB
Ribuan massa menyerbu istana Presiden Sri langka
Ribuan massa menyerbu istana Presiden Sri langka /
MEDIA PAKUAN - Ribuan  pengunjuk rasa mengepung kompleks kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, setelah krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.
 
Puluhan ribu orang menerobos penghalang dan memasuki komplek kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa ibu kota, Kolombo.
 
Mereka melampiaskan kemarahan terhadap pemimpinnya yang anggap bertanggung jawab atas krisis ekonomi terburuk di negara itu.
 
 
Pasukan keamanan yang menjaga komplek tersebut tidak mampu untuk mencegah para demonstran.
 
Mereka menerobos masuk kediaman presiden, dan mengambil alih istana presiden.
 
Sumber lokal mengatakan pada hari Sabtu bahwa kepala negara itu telah dikawal ke tempat yang aman.
 
 
Dengan pengawalan pasukan yang juga melepaskan tembakan peringatan kepada  pengunjuk rasa.
 
Menurut sumber lain dari Kementerian Pertahanan, Rajapaksa telah dibawa ke lokasi lain pada hari Jumat menjelang rapat umum yang direncanakan selama akhir pekan.
 
 
Media Sri Lanka melaporkan bahwa presiden akan melarikan diri dari negara itu dengan menggunakan pesawat, sementara sumber lain mengatakan bahwa Rajapaksa pergi dengan dua kapal militer.
 
Sementara itu di hari para pengunjuk rasa menyerbu kediaman dan kantor presiden. Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga telah memutuskan untuk mengundurkan diri.
 
 
Setelah muncul desakan oleh para para pemimpin partai di Parlemen, yang  menuntut agar dia dan presiden Rajapaksa untuk mundur.
 
Pada Sabtu, di tengah desas-desus bahwa presiden negara itu telah melarikan diri, dua kapal Angkatan Laut Sri Lanka dilaporkan telah meninggalkan pelabuhan Kolombo, dengan muatan orang tak dikenal di dalamnya, 
 
 
Menurut kantor berita Sri Lanka, Adaderana, seorang pejabat di pelabuhan Kolombo menyatakan bahwa rombongan  tersebut menaiki dua kapal Sri Lanka Sindurala dan Gajabahu dan meninggalkan pelabuhan.
 
"Namun dia tidak dapat memberikan rincian tentang apa yang terjadi atau siapa yang menaiki kedua kapal tersebut. ."
 
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaannya pada tahun 1948. Pandemi virus corona telah menghantam sektor pariwisata, sumber utama devisa, membuat Sri Lanka tidak mampu membeli bahan bakar yang cukup.
 

Sri Lanka telah kekurangan makanan, kebutuhan dasar, obat-obatan dan gas, dan pemadaman listrik karena kekurangan bahan bakar. Pada saat yang sama, utang luar negerinya diperkirakan mencapai $51 miliar.***
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://www.adaderana.lk/news/83532/protesters-storm-into-


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x