MEDIA PAKUAN - Rusia berkali kali memperingatkan akan menanggapi pasokan sistem roket peluncuran ganda Himars (MLRS) dan rudal jarak jauh ke Ukraina.
Kali ini Duma negara Rusia juga mengeluarkan ultimatumnya dengan target dan sasaran serangan terhadap infrastruktur transportasi dan lembaga pemerintah.
Baca Juga: MUI Pusat Kecam Nupur Sharma, Politisi India Diduga Hina Nabi Muhammad:Hastag #Boycottindia
Menurut Andrey Kartapolov, kepala Komite Pertahanan Duma Negara, ada banyak objek yang tak disentuh selama ini di wilayah Ukraina.
Rusia akan merespons, "seperti yang dikatakan oleh Presiden kami, Panglima Tertinggi, dengan menyerang fasilitas-fasilitas yang masih kami hindari," katanya.
Ia menambahkan bahwa " Sejauh ini Rusia tidak menyentuh bandara, stasiun kereta api, jalur kereta api utama, jembatan jalan dan banyak lagi masih berfungsi di Kiev," cetusnya.
Menurut Andrey Kartapolov, kepala Komite Pertahanan Duma Negara, ada banyak objek yang tak disentuh selama ini di wilayah Ukraina.
Rusia akan merespons, "seperti yang dikatakan oleh Presiden kami, Panglima Tertinggi, dengan menyerang fasilitas-fasilitas yang masih kami hindari," katanya.
Ia menambahkan bahwa " Sejauh ini Rusia tidak menyentuh bandara, stasiun kereta api, jalur kereta api utama, jembatan jalan dan banyak lagi masih berfungsi di Kiev," cetusnya.
Baca Juga: Timur Tengah Bergejolak dan Kencam Partai BJB India Hina Nabi Muhammad, Arab Saudi Pasang Badan
“Belum lagi pihak otoritas Kiev, karena tidak ada satu pukulan pun terhadap pusat pemerintahan Ukraina seperti gedung-gedung Kementerian Pertahanan Ukraina, Staf Umum, atau gedung parlemen Verkhovna Rada, atau kementerian lain di mana keputusan dibuat, tugas ditetapkan," katanya.
Sebelumnya, pada 1 Juni, otoritas AS mengumumkan alokasi paket bantuan militer baru ke Ukraina, yang mencakup pasokan HIMARS MLRS dan amunisi.
Sebelumnya, pada 1 Juni, otoritas AS mengumumkan alokasi paket bantuan militer baru ke Ukraina, yang mencakup pasokan HIMARS MLRS dan amunisi.
Sekretaris Pers Presiden Rusia, Dmitry Peskov, sebelumnya mencatat bahwa tidak ada alasan untuk mempercayai Kiev yang tidak pernah menepati janjinya.***