Kecewa dan Tak Puas, Prancis Siap Keluar dari NATO Pasca Pemilihan Presiden?

- 8 Maret 2022, 11:56 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron /Instagram/@emmanuelmacron/

MEDIA PAKUAN - Pemilihan Presiden Perancis putaran pertama akan berlangsung pada 10 April 2022. Tiga dari lima kandidat presiden Prancis ini bertekad untuk membuat negara meninggalkan NATO yang dipimpin AS jika mereka menang.

Luc Melenchon, seorang kandidat presiden sayap kiri Prancis pada hari Minggu menyerukan untuk meninggalkan NATO, di mana dirinya juga menyebut NATO sebagai sebuah organisasi yang tidak berguna di Twitter.

Kandidat presiden sayap kanan Prancis Eric Zemmour pada bulan Desember juga menyatakan bahwa dia ingin menarik Prancis keluar dari NATO.

Baca Juga: Istri Zelensky Memohon Media Beritakan Kebenaran Mengerikan Bahwa Tentara Rusia Membunuh Anak-anak

Marine Le Pen, yang juga sebagai kandidat presiden sayap kanan lainnya, mengumumkan pada bulan Februari bahwa Prancis akan meninggalkan NATO jika dia memenangkan pemilihan.

Banyaknya pihak yang ingin Prancis keluar dari NATO bukanlah tanpa alasan. Mantan presiden Prancis Charles de Gaulle pernah menarik pasukan Prancis dari komando NATO pada 1966 pada puncak Perang Dingin dan mengusir markas aliansi itu dari Paris dan Fontainebleau pada tahun berikutnya sebagai protes atas tindakan hegemoni AS di Eropa.

Presiden Prancis kini, Emmanuel Macron juga telah menyatakan kekecewaannya terhadap blok tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan Economist pada 2019, Macron mengatakan, "Apa yang kami alami saat ini adalah kematian otak NATO."

Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Arab Saudi, Banyak Orang Tempat Tinggalnya Dibongkar Kerajaan, Ini Alasannya

Seruan kandidat presiden Prancis untuk meninggalkan NATO, sampai batas tertentu, merupakan penghormatan kepada presiden Charles de Gaulle yang mengejar status otonomi Prancis sebagai kekuatan utama serta warisan diplomatik Gaullisme.

NATO juga dinilai tidak efektif dalam menghadapi tantangan keamanan non-tradisional. Selain itu, AS telah mendorong sekutu NATO untuk membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan, yang telah menyebabkan banyak ketidakpuasan. Blok tersebut juga telah menculik kebijakan luar negeri Uni Eropa dan membatasi otonomi strategisnya.

Prancis adalah negara dengan pengaruh dan menolak untuk menyerahkan semua keamanannya di tangan NATO yang dipimpin AS. Dengan latar belakang ini, adalah normal untuk mendengar politisi Prancis menyuarakan skeptisisme terhadap blok tersebut.

Baca Juga: Haru! Korban Invasi, Wanita Ukraina Ini Ucapkan Selamat Tinggal pada Kucingnya Demi Melarikan Diri

Benjamin Norton, seorang pengamat yang berbasis di Amerika Latin men-tweet pada hari Senin bahwa jika satu negara Eropa dapat menantang NATO, negara itu adalah Prancis.

Prancis menggarisbawahi pentingnya kemerdekaan dan otonomi dalam pertahanan, sangat kontras dengan sikap banyak negara Eropa Tengah dan Timur yang menaruh sebagian besar harapan mereka pada NATO.

Sebagai tanggapan atas skeptisisme Prancis terhadap NATO, AS diperkirakan akan mengeksploitasi beberapa negara pro-AS di dalam UE untuk menekan Prancis. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: globaltimes.cn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah