yang mampu meledakan paru-paru musuh terlihat menuju Ukraina
Roket TOS-1 Buratino merupakan beberapa senjata non-nuklir paling mematikan yang dapat digunakan di medan perang modern.
Roket TOS-1 Buratino merupakan beberapa senjata non-nuklir paling mematikan yang dapat digunakan di medan perang modern.
Senjata itu dijuluki Buratino dan merupakan bahan peledak udara-bahan bakar yang dipasang di tangki
Sistem penyembur api berat yang digunakan untuk melawan posisi yang dibentengi, atau dalam pertempuran perkotaan terlepas dari kerusakan tambahan
Baca Juga: Tergiur Gaji Rp10 Juta, Banyak TKW Indonesia Kabur dari Majikannya di Arab Saudi, Ini 2 Penyebabnya
TOS dalam bahasa Rusia berarti pelempar api berat.
TOS-1 meluncurkan roket yang membawa bahan peledak udara-bahan bakar dijuluki dinding napalm.
Barat telah menyatakan keprihatinannya bahwa Rusia dapat mengerahkan senjata yang menghancurkan di tengah tanda-tanda bahwa kemajuannya lebih lambat.
Baca Juga: Sunggu Berbeda Sekali! Ungkap Fakta Terbaru Wanita Arab Saudi yang Dulu Tertutup Kini Terbuka
Kondisi ini seiring militansi perlawanan keras Ukraina. Dibantu warga, tentara Ukraina berhasil menahan gempuran tentara rusia
Pertama kali digunakan dalam pertempuran di Afghanistan, peluncur roket termobarik TOS-1A dapat menembakkan roket tunggal, berpasangan, atau salvo 24 roket.
Senjata termobarik, juga dikenal sebagai bom vakum, bekerja dengan menghisap oksigen dari udara sekitar untuk menciptakan ledakan suhu tinggi dengan gelombang ledakan yang kuat.
Baca Juga: Aksi Nekat Patriot Ukraina! Warga Hadang Konvoi Tank Rusia: Mengingatkan Tragedi Tiananmen China
Bahkan mampu menguapkan tubuh manusia dan menghancurkan organ dalam. Salvo penuh dari TOS-1A mampu menghancurkan area seluas 800 meter persegi.
Komentator pertahanan dan keamanan nasional Charlie Gao mengatakan Buratino dan Solntsepek adalah senjata yang sangat berguna bagi militer yang mungkin akan berperang di kota tanpa memperhatikan kerusakan tambahan.
Jika mereka tidak memenuhi skala waktu dan tujuan mereka, mereka akan tidak pandang bulu dalam menggunakan kekerasan." ***