Saat ini di Malaysia hanya ada kurang lebih 200 harimau yang tersisa di alam liar.
Baca Juga: Sopir Indonesia Ini Ajak Majikan Perempuannya ke Puncak Bogor, Beginilah Tanggapan Madamnya
Deputi Menteri Urusan Dalam Negeri yang juga anggota parlemen, Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar menyatakan hilangnya habitat alami karena deforestasi.
Alasan utama berkurangnya populasi harimau akan areal hutan makin berkurang.
Melansir The Star, Wan Junaidi menegaskan bahwa spesies Harimau Malaya tersebut akan punah secara cepat.
Penebangan hutan terus terjadi dan jika tidak ada yang dilakukan untuk mencegahnya, maka kepunahan harimau dipastikan akan lebih cepat.
“Berdasarkan angka-angka ini, kita akan kehilangan spesies dalam lima hingga 10 tahun ke depan jika tidak ada tindakan luar biasa yang diambil untuk menyelamatkan binatang itu,” katanya.
Laporan tentang penampakannya selama beberapa bulan terakhir, karena harimau liar dipaksa untuk bersentuhan dengan manusia karena hewan tersebut benar-benar terusir dari hutan.
Pada bulan Desember 2021, seekor harimau terlihat di sebuah di Pos Bihai, Kelantan, yang menyebabkan kematian seorang pria dan 7 Januari kemarin seekor harimau ditembak.
Kelompok aktivis lingkungan kemudian menggunakan drone untuk menunjukkan luasnya penebangan yang dilakukan di sekitar Pos Bihai.
Persatuan Aktivis Sahabat Alam di Malaysia mengatakan “Kami yakin ada aktivitas penebangan besar-besaran yang terjadi di dekat desa,” katanya .
“Harimau dulu takut pada manusia, tapi sekarang tidak lagi. Mungkin mereka didorong ke dalam keputusasaan karena hilangnya habitat,” tambahnya.
Untuk spesies yang jumlahnya hanya kurang dari 200, hilangnya satu ekor pun merupakan kemunduran besar bagi upaya konservasi.
Beberapa spesies harimau akan mencari manusia untuk berburu, seperti yang ada di Sundarbans India. Sementara Harimau Malaya (Panthera Tigris Jacksoni) biasanya waspada terhadap manusia.
Baca Juga: Sang Adik Ungkap Fakta Sebenarnya Mengenai Kasus Kekerasan Orang Tua yang Menimpa Shannon Wong
“Seekor harimau Malaya tidak akan mendekat, tetapi akan melarikan diri ketika berkonflik dengan manusia atau mencium bau mereka,” kata direktur Departemen Margasatwa dan Taman Nasional Kelantan Mohamad Hafid Rohani.
Ia menambahkan, harimau Malaya hanya akan menyerang manusia jika terancam, seperti diburu, atau kelaparan dan tidak ada lagi yang bisa diburu.
Menurutnya, Taman Nasional Kelantan telah total ada 63 laporan penampakan harimau yang diterima antara tahun 2015 hingga 2021 dan tidak ada satupun yang telah bersentuhan dengan manusia.***